BATURAJA, KORANPALPOS.COM - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU), Sumatera Selatan memetakan daerah rawan longsor sebagai upaya pencegahan sedini mungkin bencana alam.
Manajer Pusdalops BPBD OKU Gunalfi di Baturaja, ibu kota Kabupaten OKU, Rabu, mengatakan bahwa memasuki musim hujan tahun ini pihaknya melakukan pemetaan daerah rawan bencana agar dapat ditanggulangi sedini mungkin.
"Hari ini kami melakukan geotagging atau menentukan titik koordinat untuk memetakan daerah di Kabupaten OKU yang dianggap rawan terjadi bencana alam saat musim hujan," katanya.
Berdasarkan hasil pemetaan terdapat tiga kecamatan rawan terjadi bencana tanah longsor saat musim hujan.
BACA JUGA:Dispora Gelar Lomba Festival SKJ Tingkat SD dan SMP se-Kabupaten Muara Enim
BACA JUGA:Update Kasus Dugaan Perselingkuhan Oknum Guru : Ini Kata Pj Wako Prabumulih !
Tiga kecamatan tersebut adalah Ulu Ogan, Pengandonan dan Lengkiti.
Daerah-daerah ini dipetakan rawan longsor karena masih banyak terdapat kawasan perbukitan sehingga rentan terjadi pergerakan tanah jika hujan turun dengan deras dan berlangsung dalam waktu lama.
"Bencana longsor yang terjadi di daerah ini pada Mei 2024 harus dijadikan pelajaran agar peristiwa yang sama tidak terulang kembali di masa yang akan datang," ujarnya.
Sebagai upaya pencegahan, kata dia, pihaknya telah menyiapkan peralatan penanggulangan bencana alam agar longsor tidak menimbulkan korban jiwa.
BACA JUGA:KPID Sumsel Edukasi Pelajar di OKI Terkait Pencegahan Judol
BACA JUGA:Personel Operasi Mantap Praja Musi 2024 Lakukan Pemeriksaan Kesehatan
"Kami juga akan berkoordinasi dengan instansi terkait baik yang di daerah maupun di pusat untuk merumuskan langkah-langkah mitigasi pencegahan dan penanggulangan bencana alam di Kabupaten OKU," ujar dia.
Sementara, berdasarkan data dari BPBD Kabupaten OKU tercatat sebanyak 10.816 unit rumah warga di wilayah itu terdampak bencana banjir dan tanah longsor yang terjadi pada Kamis (23/5).
Bahkan, dari jumlah tersebut sebanyak 90 rumah warga mengalami rusak berat dan ada beberapa yang nyaris rata dengan tanah akibat bencana alam.