Tak hanya itu, Aipda Trisno Widodo, anggota Sat Intelkam Polrestabes Palembang yang sedang bertugas menjaga keamanan, juga menjadi korban penusukan.
Trisno mengalami luka tusuk di bagian pinggang kanan.
AR, pelaku penusukan, segera diamankan oleh pihak kepolisian di Polsek Ilir Timur I Palembang.
BACA JUGA:Hasil Undian Nomor Urut Pilkada OKU Timur : Enos-Yudha 1, Fery-Herly 2 !
BACA JUGA:Pengundian Nomor Urut Cakada OKI 2024 : Pasangan JADI Nomor 1, MURI Nomor 2!
Polisi menyita barang bukti berupa sebilah pisau stainless, dua kantong kecil berisi pasir, dan satu rompi Grib Jaya, organisasi tempat pelaku terdaftar.
Sementara itu, kedua korban segera dilarikan ke rumah sakit.
Jamak Udin dirawat di Rumah Sakit Muhammad Hoesin, sedangkan Aipda Trisno Widodo menjalani perawatan di Rumah Sakit Bhayangkara Palembang.
Kuasa hukum Jamak Udin, Sofhuan Yusfiansyah, SH, MH, dari Lembaga Bantuan Hukum Sumsel Berkeadilan (LBH SSB), menyampaikan keprihatinannya terhadap insiden ini.
Menurut Sofhuan, peristiwa ini bukan hanya sekadar tindak pidana biasa, tetapi terjadi dalam konteks tahapan Pemilu Serentak 2024 yang harusnya berlangsung aman dan damai.
“Kami dari pihak kuasa hukum keluarga korban mendesak agar seluruh pelaku diusut tuntas. Ini bukan sekadar kekerasan biasa, tetapi terjadi di sekitar KPU dan terkait langsung dengan pesta demokrasi,” tegasnya.
Sofhuan juga meminta aparat keamanan, khususnya Kapolri, Kapolda Sumsel, dan Kapolrestabes Palembang, untuk segera menindaklanjuti kasus ini dalam waktu 24 jam.
Ia menekankan bahwa insiden kekerasan seperti ini tidak boleh terulang di masa mendatang, terutama dalam rangkaian tahapan Pemilu yang sensitif terhadap potensi konflik.
“Kami meminta agar sistem pengamanan diperketat. Kejadian ini harus dievaluasi. Bagaimana mungkin aparat kepolisian bisa menjadi korban penusukan di tengah pengamanan? Ini harus ada tindak lanjut serius,” ujar Sofhuan.
Selain meminta evaluasi terhadap sistem keamanan, Sofhuan juga mendesak agar deteksi dini terhadap potensi kerusuhan harus dimaksimalkan, sehingga kekerasan seperti ini tidak terjadi lagi.
“Jika perlu, kami meminta agar Panglima TNI juga ikut menurunkan pasukan TNI untuk mengamankan situasi Pilkada Serentak 2024 di Palembang dan Sumsel. Kami tidak ingin ada korban lagi di tengah pesta demokrasi ini,” tegasnya.