Ciri utama dari roti bluder kuno adalah teksturnya yang lembut, empuk, dan berserat. Adonan yang digunakan dalam pembuatan roti bluder berbeda dengan adonan roti biasa.
BACA JUGA:Sayur Lodeh : Kebanggaan Kuliner Tradisional Indonesia
BACA JUGA:Jenis-Jenis Daging: Sumber Protein dengan Karakteristik Berbeda
Bahan baku utama seperti telur dan mentega berkualitas tinggi membuat tekstur roti ini sangat lembut dan tidak mudah kering.
Bentuk roti bluder juga khas, biasanya berbentuk oval atau bulat dengan permukaan yang sedikit mengkilap.
Selain tekstur, rasa roti bluder juga menjadi daya tarik tersendiri.
Rasa manis yang pas dan aroma khas mentega membuat roti ini sangat nikmat, baik disantap langsung maupun dengan tambahan selai, cokelat, atau krim.
Ada juga variasi roti bluder yang diisi dengan kismis, keju, dan cokelat untuk memberikan variasi rasa yang lebih menarik.
Meskipun kini teknologi sudah semakin maju, banyak pembuat roti bluder yang tetap mempertahankan cara-cara tradisional dalam proses pembuatannya.
Adonan roti bluder memerlukan proses fermentasi yang cukup lama, biasanya memakan waktu beberapa jam untuk memastikan tekstur yang lembut dan kenyal.
Pembuatan roti ini juga memerlukan keahlian khusus, terutama dalam mencampur bahan-bahan dengan proporsi yang tepat.
Penggunaan telur dan mentega harus diperhatikan secara saksama untuk mendapatkan adonan yang sempurna.
Selain itu, proses pemanggangan roti bluder juga dilakukan dengan hati-hati agar menghasilkan roti yang matang merata dan berwarna keemasan di bagian luar.
Di tengah maraknya roti-roti modern dengan berbagai inovasi rasa dan bentuk, roti bluder kuno masih tetap bertahan dan memiliki tempat di hati masyarakat Indonesia.
Di beberapa daerah, roti ini masih menjadi pilihan utama untuk sajian acara-acara besar, seperti pernikahan, arisan, atau perayaan lainnya.
Di kota-kota seperti Madiun, Kediri, dan Malang, roti bluder menjadi salah satu oleh-oleh khas yang diburu oleh wisatawan.