Belum lama ini, dunia media sosial, khususnya platform X, dihebohkan oleh trending topic terkait lingerie di lingkungan kampus.
BACA JUGA:Sumsel Sinergi Pendidikan dan Pengendalian Inflasi Daerah
Tren ini bermula dari unggahan seorang perempuan yang dengan bangga memamerkan outfit lingerienya saat ke kampus.
Dalam unggahannya, perempuan tersebut menulis bahwa hidup hanya sekali, dan seakan-akan mengajak orang lain untuk lebih bebas dalam memilih pakaian, termasuk mengenakan lingerie ke lingkungan akademik.
Konten tersebut dengan cepat viral dan menjadi bahan perdebatan di media sosial.
Banyak netizen yang memberikan tanggapan, baik yang mendukung kebebasan berekspresi dalam berbusana, maupun yang mengkritik karena dianggap tidak sesuai dengan norma dan etika yang berlaku di kampus.
BACA JUGA:Tak Kenal Maka Ta'Aruf Siap Tayang Awal 2025
BACA JUGA:Lolos atau Tidak ? Simak Cara Mengecek Hasil Seleksi Administrasi CPNS 2024 di Sini !
Sani menjelaskan bahwa fenomena seperti ini adalah contoh dari bagaimana media sosial mempengaruhi perilaku anak muda.
Mahasiswa sering kali merasa terdorong untuk meniru apa yang mereka lihat di media sosial, meskipun itu bertentangan dengan norma dan etika yang ada.
"Viralitas di media sosial dapat membuat orang merasa terdorong untuk ikut-ikutan, tanpa mempertimbangkan konsekuensinya. Dalam kasus ini, ada aspek yang harus dipertimbangkan, yaitu lingkungan akademik yang menuntut adanya etika berpakaian yang pantas," tambah Sani.
Dalam menghadapi fenomena tren busana yang dipengaruhi oleh perilaku imitasi ini, Sani menekankan pentingnya peran institusi akademik, seperti kampus, dalam menetapkan aturan yang jelas terkait etika berpakaian.
Menurutnya, kampus seharusnya memiliki pedoman yang tegas mengenai busana apa yang pantas dan tidak pantas dikenakan di lingkungan akademik.
"Kampus perlu segera menerapkan aturan yang jelas dan tegas terkait busana yang diperbolehkan di lingkungan akademik. Selain itu, harus ada konsekuensi yang jelas bagi mereka yang melanggar aturan tersebut. Hal ini penting agar mahasiswa tidak gegabah mengenakan pakaian yang mungkin melanggar etika kesopanan di kampus," ujar Sani.
Kampus tidak hanya menjadi tempat belajar akademik, tetapi juga ruang sosial yang harus dihormati.