Tren Busana Anak Muda Dipengaruhi Perilaku Imitasi
Ilustrasi mahasiswi dalam kegiatan perkuliahan di kampus-Foto : ANTARA -
KORANPALPOS.COM - Tren busana di kalangan anak muda, khususnya mahasiswa, sering kali dipengaruhi oleh perilaku imitasi atau peniruan gaya yang viral di media sosial.
Hal ini diungkapkan oleh Sani Budiantini Hermawan, psikolog anak dan keluarga dari Fakultas Psikologi Universitas Indonesia.
Menurut Sani, media sosial memiliki peran besar dalam membentuk preferensi gaya berpakaian di kalangan anak muda, termasuk mahasiswa.
"Anak muda sekarang sering terpapar dengan apa yang viral di media sosial, dan kadang mereka cenderung melakukan imitasi terhadap gaya-gaya yang dianggap tren. Ini bukan sekadar mengikuti tren, tapi juga untuk memperoleh pengakuan dari orang lain bahwa mereka mengikuti gaya busana terkini, agar dianggap modern," jelas Sani saat diwawancarai oleh ANTARA di Jakarta, Sabtu lalu.
BACA JUGA: Pj Gubernur Elen Setiadi Bersama Danlanud SMH Bahas Penyelesaian Lahan Asrama Haji Palembang
BACA JUGA:Jelang Pilkada 2024 : ASN Diingatkan Bijak Gunakan Medsos !
Media sosial, khususnya platform seperti Instagram, TikTok, dan Twitter (sekarang dikenal sebagai X), memang telah menjadi pusat dari banyak tren busana di kalangan anak muda.
Setiap hari, ribuan unggahan di media sosial menampilkan berbagai gaya busana yang mulai dari yang kasual hingga yang ekstrem.
Hal ini kerap menjadi acuan bagi mahasiswa dan anak muda dalam menentukan pilihan pakaian mereka, baik di kampus maupun di tempat lain.
Perilaku imitasi yang dilakukan oleh anak muda ini, menurut Sani, lebih didorong oleh kebutuhan sosial untuk diterima di kelompok tertentu.
BACA JUGA:Waspada ! Ratusan Napi Kabur Setelah Tembok Penjara Roboh Akibat Banjir
BACA JUGA:Kasus Karhutla di Sumsel Mulai Tebar Ancaman !
Dalam konteks kampus, mahasiswa sering kali merasa perlu untuk menyesuaikan penampilan mereka agar terlihat modern dan relevan.
Namun, Sani menekankan pentingnya untuk tetap mempertimbangkan etika berbusana, khususnya di lingkungan akademik yang seharusnya lebih menekankan kesopanan.