"Kejadian seperti inikan hampir setiap tahun, tapi selama ini gajah hanya merusak kebun dan pondok warga, tapi kejadian kali ini yang terparah sampai ada korban yang meninggal," ungkap Karim.
BACA JUGA:Banyuasin Raih Penghargaan Hub Award 2024: Transportasi Sungai Berkelanjutan Jadi Andalan
BACA JUGA:Atasi SBS : Banyuasin Targetkan 89 Persen ODF Tahun 2025
Dikatakan Karim, biasa setelah kenyang gerombolan gajah-gajah tersebut akan pergi sendiri.
Mereka akan berjalan menjauh dan meninggalkan lokasi yang ada.
"Kita tidak tahu mereka larinya kemana, bisa ke PALI bahkan bisa sampai Lampung, tapi kita tidak tahu rute atau hutan yang mereka lalui," jelas Karim.
Gajah Sumatera merupakan hewan yang dilindungi, aparat kepolisian dan masyarakat juga tidak bisa menembak atau menyakiti mereka.
BACA JUGA: Ibu Rumah Tangga Hamil 5 Bulan Tewas Diserang Kawanan Gajah Liar : Begini Kronologis Lengkapnya !
BACA JUGA:Baznas OKU Gulirkan Program ZChicken
"Satu-satunya cara, biarkan mereka makan kemudian pergi dan jangan diganggu agar mereka tidak menyerang manusia," kata Karim.
Walaupun lanjut Karim, resikonya kebun harus rusak dan petani merugi. "Keselamatan lebih utama, dari pada mengusir mereka (gerombolan gajah) tetapi harus dibayar dengan nyawa," terangnya.
Untuk kerusakan kebun, Karim, menganjurkan para petani melaporkan masalah tersebut ke aparat atau pemerintah desa setempat, agar ditindaklanjuti ke tingkat atas untuk dicarikan solusinya.
Terpisah Kepala Seksi BKSDA wilayah 2 Lahat, Yusmono mengatakan pihaknya telah menurunkan petugas ke lapangan. Bahkan, untuk melakukan pemantauan, pihaknya juga telah berkoordinasi dengan PT MHP.
"Dari dulu memang sudah ada gajahnya dan kita terus memantau bersama PT MHP untuk perkembangan gajah disitu kita identifikasi," katanya.
Selain itu pihaknya akan memanggil ataupun mengundang pihak-pihak yang terkait untuk bersama-sama mendiskusikan bagaimana langkah selanjutnya.
Sebab menurutnya, disana ada perusahaan-perusahaan juga yang punya izin kawasan sekitar daerah itu seperti PT MHP.