Perusahaan ini dimiliki oleh Low Tuck Kwong, salah satu orang terkaya di Indonesia. Pada tahun 2022, BYAN berhasil memproduksi 38,9 juta ton batu bara, dengan konsesi tambang yang tersebar di Kalimantan Timur dan Kalimantan Selatan.
Salah satu faktor utama kesuksesan BYAN adalah pendekatan inovatifnya dalam manajemen tambang dan logistik.
Bayan juga memiliki beberapa fasilitas pendukung, termasuk pelabuhan dan infrastruktur transportasi yang memungkinkan pengangkutan batu bara dalam jumlah besar ke pasar domestik dan internasional.
4. PT Bukit Asam Tbk (PTBA)
PT Bukit Asam Tbk adalah perusahaan milik negara yang bergerak di sektor pertambangan batu bara. Sebagai salah satu emiten yang paling diminati oleh investor.
PTBA memiliki sejarah panjang dalam industri tambang batu bara di Indonesia.
Pada tahun 2022, PTBA memiliki cadangan batu bara sebesar 3,02 miliar ton, menjadikannya salah satu perusahaan dengan cadangan terbesar di Asia Tenggara.
PTBA juga memiliki delapan anak usaha dan mengoperasikan lima wilayah tambang utama yang tersebar di Sumatera Selatan.
Selain itu, perusahaan ini memiliki dan mengelola tiga pelabuhan batu bara yang berfungsi sebagai pintu keluar ekspor ke berbagai negara, seperti China, India, dan Jepang.
Keunggulan PTBA tidak hanya terletak pada kapasitas produksinya, tetapi juga dalam strategi perusahaan untuk mengembangkan pembangkit listrik berbasis batu bara.
Melalui proyek-proyek ini, PTBA berharap dapat meningkatkan nilai tambah batu bara yang mereka hasilkan dan mendukung upaya pemerintah Indonesia dalam memastikan ketahanan energi nasional.
5. PT Kideco Jaya Agung
PT Kideco Jaya Agung adalah anak usaha dari PT Indika Energy Tbk (INDY). Perusahaan ini memproduksi 25,4 juta ton batu bara pada periode Januari hingga Oktober 2023.
Kideco mengoperasikan tambang di Kalimantan Timur dan memasok batu bara ke berbagai negara di Asia, termasuk Korea Selatan, Jepang, dan China.
Sebagai bagian dari grup Indika Energy, Kideco telah menunjukkan performa yang solid dalam hal produksi dan efisiensi operasional.
Selain fokus pada pertambangan, Indika Energy juga mulai beralih ke sektor energi terbarukan, sesuai dengan perubahan tren global dalam sektor energi.