Keunikan Ambon Pandan Suji, Kudapan Tradisional yang Mulai Dilupakan

Jumat 06 Sep 2024 - 10:40 WIB
Reporter : Yuli
Editor : Dahlia

Ambon Pandan Suji menggunakan bahan-bahan sederhana yang mudah ditemukan di pasar tradisional.

BACA JUGA:Beragam Jenis Cokelat: Menikmati Kenikmatan dari Cokelat Susu hingga Cokelat Hitam yang Kaya Rasa

BACA JUGA:Tren Makanan Kering: Dari Camilan Sehat hingga Pilihan Praktis yang Paling Dicari

Bahan-bahannya meliputi tepung beras, tepung terigu, gula pasir, santan, daun pandan, daun suji, dan ragi. Berikut adalah langkah-langkah sederhana dalam pembuatannya:

Pembuatan pewarna alami: Daun pandan dan daun suji dihancurkan dan diperas untuk diambil sarinya. Sari daun ini digunakan sebagai pewarna dan pengharum alami.

Mencampur adonan: Tepung beras dan tepung terigu dicampur dengan gula, santan, dan air pandan-suji. Campuran ini diaduk hingga rata dan tidak ada gumpalan.

Fermentasi: Setelah adonan tercampur rata, ragi ditambahkan untuk proses fermentasi.

Proses ini memakan waktu sekitar 1-2 jam agar adonan mengembang dan menghasilkan tekstur yang kenyal.

Pengukusan: Adonan yang sudah mengembang kemudian dituangkan ke dalam cetakan dan dikukus hingga matang. Proses pengukusan ini memakan waktu sekitar 30-40 menit.

Setelah matang, kue Ambon Pandan Suji memiliki tekstur yang kenyal dan lembut dengan warna hijau alami dari daun pandan dan suji.

Aromanya yang harum membuat kue ini sangat menggugah selera.

Salah satu keunikan dari Ambon Pandan Suji adalah penggunaan daun pandan dan suji sebagai pewarna dan pengharum alami.

Di tengah maraknya penggunaan pewarna dan pengharum buatan dalam industri makanan, Ambon Pandan Suji tetap mempertahankan keasliannya.

Selain itu, teksturnya yang kenyal dan rasanya yang tidak terlalu manis menjadikannya kudapan yang cocok untuk dinikmati kapan saja.

Bagi sebagian orang, kue ini menghadirkan nostalgia masa kecil, ketika kue tradisional masih menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari.

Tidak hanya sebagai makanan, Ambon Pandan Suji juga sering kali memiliki nilai filosofis dalam budaya Jawa, seperti simbol kesederhanaan dan rasa syukur.

Kategori :