KORANPALPOS.COM- Dalam kehidupan sehari-hari, manusia sering terjebak dalam rutinitas duniawi. Seiring bertambahnya usia, mereka semakin terpikat dengan keinginan-keinginan dunia, seolah-olah dunia ini adalah segalanya.
Padahal, hidup di dunia hanyalah sementara dan tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan kehidupan akhirat yang kekal abadi. Allah SWT berfirman dalam Al-Qur'an, menceritakan perkataan orang beriman dari keluarga Fir'aun:
یَـٰقَوۡمِ إِنَّمَا هَـٰذِهِ ٱلۡحَیَوٰةُ ٱلدُّنۡیَا مَتَـٰعࣱ وَإِنَّ ٱلۡـَٔاخِرَةَ هِیَ دَارُ ٱلۡقَرَارِ
"Hai kaumku, sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah kesenangan (sementara) dan sesungguhnya akhirat itulah negeri yang kekal." (QS. Ghafir: 39)
Ayat ini mengingatkan kita bahwa dunia hanyalah tempat persinggahan sementara. Ironisnya, manusia tetap terobsesi dengan mengejar dunia, bahkan ketika usianya semakin menua.
BACA JUGA:Masa Futur? Ini Cara Menjaga Iman dan Menghindari Dosa
BACA JUGA:Keutamaan Dzikir Ketika Terbangun di Tengah Malam: Menggapai Ampunan dan Doa yang Dikabulkan
Semakin tua, rasa khawatir terhadap kehidupan dunia justru semakin besar. Setelah bekerja keras untuk membeli mobil, rumah, atau properti lainnya, rasa puas tak pernah tercapai.
Ingin memiliki lebih banyak harta, lebih banyak kenyamanan, lebih banyak kepemilikan. Namun, semua itu tidak akan pernah cukup.
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menggambarkan kondisi ini dalam sabdanya:
لَوْ كَانَ لاِبْنِ آدَمَ وَادِيَانِ مِنْ مَالٍ لاَبْتَغَى ثَالِثًا ، وَلاَ يَمْلأُ جَوْفَ ابْنِ آدَمَ إِلاَّ التُّرَابُ
"Seandainya manusia diberi dua lembah berisi harta, tentu ia masih menginginkan lembah yang ketiga. Yang bisa memenuhi dalam perut manusia hanyalah tanah." (HR. Bukhari no. 6436)
Hadis ini menggambarkan betapa sifat manusia cenderung tamak, selalu merasa kurang meski telah memiliki segalanya. Keserakahan tersebut akhirnya membawa manusia jauh dari tujuan sejati hidupnya, yaitu mempersiapkan diri untuk akhirat.
BACA JUGA:Ketika Harapan Tak Terpenuhi: Menemukan Kebahagiaan dengan Iman kepada Qadha dan Qadar
BACA JUGA:Menjadi Manusia yang Bermanfaat bagi Orang Lain