Document Liveness: Mengonfirmasi keaslian dokumen yang diunggah selama proses onboarding online untuk memastikan dokumen tersebut tidak palsu atau dimanipulasi.
Face Liveness: Mencegah penipuan dengan mendeteksi gambar dan video palsu yang digunakan untuk pemalsuan identitas.
Income Verification: Menggunakan AI untuk menyediakan pemeriksaan data pendapatan yang akurat, mengurangi risiko informasi yang salah atau dipalsukan.
BACA JUGA:BPS Ungkap Penyebab Deflasi : Bawang Merah dan Telur Ayam Ras Memimpin Penurunan Harga !
2. Otentikasi Pengguna
PhoneToken: Menghubungkan akun ke ponsel pengguna sehingga transaksi tidak dapat diselesaikan di perangkat lain, memberikan keamanan tambahan dengan memastikan bahwa hanya perangkat yang telah diverifikasi yang dapat melakukan transaksi.
FaceToken: Mengganti metode otentikasi SMS dengan rekognisi wajah, meningkatkan keamanan dan kemudahan penggunaan untuk otentikasi pengguna.
3. Fraud Deteksi Penipuan Digital:
Fraud Scanner: Memanfaatkan teknologi AI dan pembelajaran mesin tingkat lanjut untuk mendeteksi aktivitas penipuan secara real-time.
Deepfake Detector: Mengidentifikasi dan mencegah konten deepfake yang dapat digunakan untuk penipuan.
Deepfake Shield: Menyediakan pertahanan terhadap serangan deepfake dengan mencegah penipu meretas kamera perangkat.
“Kami sangat bangga dengan peluncuran berbagai solusi ini. VIDA Identity Stack tidak hanya melindungi transaksi tetapi juga membantu bisnis menjaga keamanan dalam ekosistem digital yang semakin kompleks,” ungkap Niki Luhur.
Selain VIDA Identity Stack, VIDA juga meluncurkan produk baru untuk platform VIDA Sign, termasuk Sign OpenAPI.
Solusi ini dirancang untuk mempermudah penandatanganan dan pemrosesan dokumen secara aman dengan memungkinkan integrasi ke sistem yang sudah ada pada penyedia layanan atau bisnis.
VIDA Sign OpenAPI dibangun menggunakan dasar dari VIDA Identity Stack, menjadikannya sebagai platform penandatanganan yang paling aman di Indonesia.