Darjana menambahkan bahwa kondisi tersebut dipengaruhi oleh normalisasi konsumsi dan mobilitas masyarakat setelah momen hari besar keagamaan nasional (HBKN) seperti Idul Fitri dan Idul Adha.
Biasanya, setelah momen HBKN, konsumsi rumah tangga yang menjadi salah satu pilar utama perekonomian akan kembali normal, sehingga memberikan dampak pada laju pertumbuhan ekonomi.
Untuk mengatasi perlambatan ekonomi yang diprediksi akan terjadi, Bank Indonesia bersama pemerintah daerah dan pihak terkait lainnya telah merumuskan sejumlah program strategis guna mendorong stabilitas perekonomian.
BACA JUGA:BNI Raih Penghargaan Program Literasi Terbaik dari OJK 2024
Bahkan berharap dapat mendorong pertumbuhan yang lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan sebelumnya.
Salah satu program yang telah dijalankan adalah pelaksanaan Bencoolen Fest pada Agustus 2024.
Bencoolen Fest adalah sebuah festival yang menghadirkan berbagai kegiatan, mulai dari pameran produk UMKM, kuliner, hingga Festival Kopi dan Teh yang akan berlangsung pada akhir Agustus 2024.
Melalui festival ini, Bank Indonesia dan pemerintah daerah berharap dapat meningkatkan konsumsi masyarakat serta mendorong pertumbuhan ekonomi lokal melalui promosi produk unggulan daerah.
Selain itu, pada September 2024, Bank Indonesia bersama pemerintah daerah akan menggelar Bencoolen Regional Investment and Economic Forum (BRIEF).
Kegiatan ini dirancang sebagai forum pertemuan antara investor dan pemerintah daerah di Provinsi Bengkulu, dengan tujuan untuk mencapai kesepakatan investasi yang dapat mendorong pertumbuhan ekonomi jangka panjang.
Salah satu fokus utama Bank Indonesia dan pemerintah daerah adalah menjaga stabilitas konsumsi rumah tangga.
Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Bengkulu telah melakukan berbagai langkah untuk menjaga inflasi tetap terkendali, salah satunya dengan menggelar pasar murah terintegrasi.
Melalui pasar murah ini, masyarakat dapat memperoleh kebutuhan pokok dengan harga yang lebih terjangkau, sehingga diharapkan dapat menjaga daya beli masyarakat tetap stabil.
Darjana menjelaskan bahwa pasar murah yang digelar secara terintegrasi ini tidak hanya berfungsi sebagai upaya pengendalian inflasi, tetapi juga sebagai langkah untuk memastikan pergerakan ekonomi di pasar-pasar tradisional di Bengkulu tetap tumbuh baik.
"Dengan adanya pasar murah terintegrasi, kita berharap konsumsi rumah tangga dapat tetap terjaga, sehingga memberikan kontribusi positif terhadap pertumbuhan ekonomi," jelasnya.