تُفْتَحُ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ يَوْمَ الاثْنَيْنِ وَيَوْمَ الْخَمِيسِ فَيُغْفَرُ لِكُلِّ عَبْدٍ لاَ يُشْرِكُ بِاللهِ شَيْئًا إِلاَّ رَجُلاً كَانَتْ بَيْنَهُ وَبَيْنَ أَخِيهِ شَحْنَاءُ، فَيُقَالُ: أَنْظِرُوا هَذَيْنِ حَتَّى يَصْطَلِحَا، أَنْظِرُوا هَذَيْنِ حَتَّى يَصْطَلِحَا، أَنْظِرُوا هَذَيْنِ حَتَّى يَصْطَلِحَا.
"Pintu-pintu Surga dibuka pada hari Senin dan Kamis. Maka semua hamba yang tidak menyekutukan Allah dengan sesuatu apapun akan diampuni dosa-dosanya, kecuali seseorang yang antara dia dan saudaranya terjadi permusuhan. Lalu dikatakan, ‘Tundalah pengampunan terhadap kedua orang ini sampai keduanya berdamai’."
Hadits ini mengingatkan kita betapa pentingnya menjaga ukhuwah Islamiyah dan menghindari permusuhan. Allah tidak akan menerima sholat dari dua orang yang saling mendiamkan, bahkan pengampunan dosa pun akan ditunda sampai mereka berdamai.
BACA JUGA:Menjaga Harmoni Rumah Tangga: Ketaatan Istri dan Hak Suami dalam Perspektif Islam
Dari hadits-hadits di atas, kita belajar bahwa sholat bukan hanya sekadar gerakan fisik, tetapi juga berkaitan erat dengan kondisi hati dan hubungan sosial kita.
Seorang imam harus disukai oleh jamaahnya, seorang istri harus menjaga keridhaan suaminya, dan seorang muslim harus menjaga ukhuwah dengan saudaranya.
Marilah kita selalu introspeksi diri dan berusaha memperbaiki hubungan dengan orang-orang di sekitar kita. Jangan sampai amalan sholat kita menjadi sia-sia hanya karena kita lalai dalam menjaga hubungan yang baik dengan sesama.
Semoga Allah SWT senantiasa menerima ibadah kita dan menjauhkan kita dari sifat-sifat yang dapat merusak amalan sholat kita. Aamiin.