يَا رَسُولَ اللَّهِ مَنْ أَحَقُّ النَّاسِ بِحُسْنِ صَحَابَتِي قَالَ أُمُّكَ قَالَ ثُمَّ مَنْ قَالَ ثُمَّ أُمُّكَ قَالَ ثُمَّ مَنْ قَالَ ثُمَّ أُمُّكَ قَالَ ثُمَّ مَنْ قَالَ ثُمَّ أَبُوكَ
Wahai Rasulullah, Siapa orang yang harus aku berbakti kepadanya?” Beliau menjawab,”Ibumu.” Aku bertanya lagi,”Kemudian siapa?” Beliau menjawab,”Ibumu.” Aku bertanya,”Kemudian siapa?” Beliau menjawab,”Ibumu.” Aku bertanya,”Kemudian siapa?” Beliau menjawab,”Ayahmu.” [HR Bukhari no. 5.971].
BACA JUGA:Pariwisata Religi yang Tersembunyi: Keajaiban Makam Kawah Tekurep
BACA JUGA:Rumah Ong Boen Tjit: Pesona Wisata Religi dan Budaya di Palembang
Singkatnya, tauhid dan bakti kepada orang tua adalah dua pilar penting yang harus dijalankan secara bersamaan oleh setiap Muslim. Keduanya adalah sayap yang akan membawa seorang hamba menuju ridha Allah dan kebahagiaan di dunia maupun akhirat.