Sementara itu, gabungan suara koalisi pengusung HDCU tidak satupun unggul hampir semua kabupaten/kota.
Hanya di Palembang koalisi HDCU raup modal politik hingga 40 persen terpaut hanya dua persen (2 persen) dari koalisi Matahati.
Koalisi partai pengusung HDCU justru terbaca lemah di beberapa kabupaten/kota, seperti di Empat Lawang (17 persen) dan Musi Banyuasin (18 persen).
Gabungan suara partai-partai yang belum menentukan pilihan justru unggul di 6 kabupaten/kota. Yakni, Pagar Alam (36 persen), Lahat (40 persen), Musi Rawas Utara (40 persen), OKI (38 persen), OKU (42 persen), OKU Selatan (42 persen), dan OKU Timur (35 persen).
Simulasi tersebut menunjukkan bahwa tidak ada koalisi partai yang benar-benar dominan dalam modal politik yang bisa dikonversikan menjadi modal elektabilitas. Selisih antara satu koalisi dengan lain tidak terpaut jauh.
Namun, jika disimulasikan hingga ke tingkat kecamatan dan kelurahan/desa, akan terlihat di mana kantung-kantung suara potensial di antara para kandidat.
Di Kota Palembang, misalnya, modal koalisi partai pendukung Matahati relatif sedikit lebih kuat dengan total penguasaan suara 42 persen.
Sementara, koalisi partai pendukung Herman Deru-Cik Ujang 40 persen.
Sisanya 18 persen tersebar di partai-partai yang belum menentukan calon.
Namun terdapat satu hal yang tampaknya perlu dicermati pasangan Herman Deru – Cik Ujang bahwa koalisi pengusung Matahati adalah koalisi pemenang Pilpres.
Dalam banyak analisis, situasi bagi pasangan kandidat yang berhadapan dengan koalisi pemenang Pilpres bisa menjadi rumit dan bahkan merugikan dengan mengaca pada Pilpres 2024.
“Praktis Pilkada di Sumatera Selatan akan berlangsung seru. Pemenang adalah mereka yang mampu menghitung secara detil peta dan modal politik sekaligus piawai merancang micro-targeting,” kata Hasmin.
Terkait harapan terhadap Gubernur Sumsel terpilih pada periode kedepan, beberapa warga Sumsel memberikan tanggapannya.
"Kami berharap gubernur yang terpilih bisa melanjutkan program-program yang sudah baik dan memperbaiki kekurangan yang ada," ujar Rudi, salah seorang warga Palembang.
Ia mengingatkan pentingnya perhatian pada infrastruktur dan pelayanan publik yang merata di seluruh wilayah Sumsel.
Di sisi lain, ada juga kekhawatiran terkait kebutuhan reformasi di sektor pelayanan dasar.