Namun, karena kondisi jembatan asli yang sudah sangat rentan, duplikat jembatan Musi II beroperasi sejak tahun 2014 dengan panjang 700 meter dan lebar 11 meter.
Jembatan Musi II dilengkapi dengan pelengkung baja menerus pada bagian atas bentang utama.
Desainnya mencakup empat lengkung kecil dan satu lengkung besar.
Ketinggian jembatan dari muka air normal adalah 14,9 meter dan dari muka air banjir adalah 17,12 meter, memastikan kelancaran lalu lintas dan keamanan kendaraan yang melintas.
Struktur ini dirancang untuk menahan beban lalu lintas yang berat dan mencegah kerusakan akibat banjir.
3. Jembatan Musi III
Jembatan Musi III masih dalam tahap perencanaan dan akan menjadi jembatan bawah air.
Rencananya, jembatan ini akan melintasi Pulau Kemaro dan menghubungkan wilayah Pangkalan Pertamina dengan Kecamatan Kalidoni.
Pembangunan jembatan ini bertujuan untuk mengurangi beban arus kendaraan di Jembatan Ampera yang sudah tua dan padat.
Sebelumnya, terdapat tiga alternatif lokasi pembangunan, yaitu di sekitar Kampung Arab (Kuto), Kantor Tata Kota Palembang, atau kawasan PT Pusri.
Gubernur Sumatera Selatan mengonfirmasi bahwa lokasi jembatan sudah dipastikan tidak lagi berada di Kampung Arab, memberikan kepastian bagi warga setempat.
Proyek ini diharapkan dapat meningkatkan efisiensi transportasi dan mengurangi kemacetan yang sering terjadi di pusat kota.
4. Jembatan Musi IV
Jembatan Musi IV menghubungkan Pasar Kuto di Kecamatan Ilir Timur II dan Plaju. Jembatan ini dibangun untuk mengurangi kepadatan lalu lintas di Jembatan Ampera dan mendukung mobilitas selama Asian Games XXVI.
Resmi dibuka pada tahun 2018, Jembatan Musi IV memiliki panjang bentang utama 313 meter dengan total panjang 1.130 meter.
Jembatan Musi IV mengadopsi kekayaan budaya setempat dengan pemasangan ornamen singkar suku Paksangko pada kedua tiang jembatan.