Ia mulai berlatih bulu tangkis di klub PB Mutiara Cardinal Bandung dan kemudian bergabung dengan pelatnas Cipayung.
Karir internasionalnya mulai bersinar saat ia meraih gelar juara dunia junior pada 2017.
Sejak itu, Gregoria terus menunjukkan perkembangan signifikan, meraih berbagai gelar di turnamen tingkat junior dan senior.
BACA JUGA:Sejarah Kelam Bulutangkis Indonesia di Olimpiade Paris 2024, Cabang Lain Tetap Masih Ada Harapan?
BACA JUGA:Jojo Gagal Melaju ke 16 Besar Olimpiade Paris
Pencapaiannya di Olimpiade Paris 2024 ini merupakan puncak dari kerja keras dan dedikasinya selama bertahun-tahun.
An Se-young, pemain muda asal Korea Selatan, telah menjadi momok bagi banyak pemain tunggal putri dunia.
Dengan permainan cepat dan pertahanan yang solid, An telah mendominasi berbagai turnamen besar dalam beberapa tahun terakhir.
Namun, Gregoria tidak gentar menghadapi tantangan ini.
“Kami sudah sering bertemu di lapangan, dan saya tahu betul bagaimana gaya permainannya. Saya akan fokus pada strategi permainan saya sendiri dan berusaha untuk tetap tenang di lapangan,” kata Gregoria.
Untuk menghadapi An Se-young, Gregoria dan tim pelatihnya telah mempersiapkan strategi khusus.
Fokus utama adalah memperkuat pertahanan dan meningkatkan akurasi serangan.
Latihan intensif dilakukan untuk memastikan Gregoria dalam kondisi fisik dan mental yang optimal saat pertandingan.
“Latihan kali ini lebih difokuskan pada peningkatan stamina dan kecepatan. Kami juga menyiapkan beberapa strategi khusus untuk menghadapi permainan cepat An Se-young,” ungkap pelatih Gregoria, Eng Hian.
Dukungan dari keluarga, teman, dan seluruh masyarakat Indonesia menjadi sumber motivasi bagi Gregoria.
“Saya sangat berterima kasih atas semua dukungan yang diberikan. Ini sangat berarti bagi saya dan memberi semangat lebih untuk berjuang di lapangan,” kata Gregoria.