KULINER,KORANPALPOS.COM - Dim sum, yang secara harfiah berarti “sentuhan jantung” dalam bahasa Kanton, adalah sebuah tradisi kuliner yang kaya dan beragam, berasal dari China.
Berasal dari budaya makan pagi dan siang hari di wilayah Kanton, dim sum telah berkembang menjadi hidangan internasional yang disukai oleh berbagai kalangan.
Mengusung filosofi "makan sedikit-sedikit," dim sum menawarkan ragam hidangan yang dapat dinikmati secara bersamaan, membuatnya ideal untuk pertemuan sosial dan keluarga.
Dim sum pertama kali muncul selama Dinasti Han, tetapi menjadi terkenal pada masa Dinasti Qing di Kanton.
BACA JUGA:Ayam Goreng Ungkep Bumbu Kuning : Kuliner Tradisional yang Menggugah Selera
BACA JUGA:Nasi Gudeg: Cita Rasa Manis Gurih dari Yogyakarta yang Menggugah Selera
Awalnya, dim sum adalah bagian dari kebiasaan orang Kanton yang makan ringan di pagi hari sambil menikmati teh.
Seiring berjalannya waktu, tradisi ini berkembang menjadi makan siang atau sore hari dengan menu yang lebih variatif.
Penyajian dim sum biasanya dilakukan dalam bentuk hidangan kecil-kecil yang disajikan dalam keranjang bambu atau piring kecil.
Dim sum terdiri dari berbagai jenis hidangan, masing-masing menawarkan cita rasa yang unik.
BACA JUGA:Dendeng Balado: Lezatnya Perpaduan Daging dan Rasa Pedas yang Menggugah Selera
BACA JUGA:Kue Lapis Surabaya: Sejarah dan Kelezatan dari Warisan Kuliner Indonesia
Beberapa jenis dim sum yang paling populer termasuk:
Shumai: Kue dumpling terbuka dengan isian daging babi cincang, udang, dan jamur, yang sering dihiasi dengan irisan wortel atau kaviar ikan.
Har Gao: Dumpling transparan dengan isian udang segar, disajikan dalam keranjang bambu.