OLAHRAGA, KORANPALPOS.COM- Timnas Indonesia U-19 sukses meraih dua kemenangan di Piala AFF U-19 2024, namun keberhasilan ini tak lepas dari kontroversi yang melibatkan keputusan pelatih Indra Sjafri. Di media sosial, muncul sindiran dan komentar negatif dari netizen yang mempertanyakan kebijakan Indra dalam merotasi pemain, khususnya terkait pilihan antara Arkhan Kaka dan Jens Raven.
Netizen dan Isu 'Local Pride'
Sebagian netizen menilai Indra Sjafri terlalu memihak pada pemain lokal seperti Arkhan Kaka, yang selalu menjadi starter, dibandingkan dengan Jens Raven yang merupakan pemain diaspora. Meski Jens Raven telah membuktikan kualitasnya dengan mencetak gol saat melawan Filipina dan memberikan assist untuk gol Iqbal Gwijangge saat melawan Kamboja, ia tetap belum diberi kesempatan untuk menjadi starter.
Netizen menganggap bahwa Indra Sjafri menerapkan dikotomi antara pemain lokal dan diaspora, yang mereka anggap tidak adil. Mereka menuntut agar pelatih memberikan kesempatan yang adil bagi semua pemain tanpa memandang latar belakang mereka.
Jawaban Indra Sjafri
Menanggapi kritik tersebut, Indra Sjafri menegaskan bahwa ia tidak membedakan pemain diaspora dan lokal. Menurutnya, semua pemain dalam skuad Timnas U-19 memiliki status yang sama sebagai Warga Negara Indonesia (WNI) dan akan mendapatkan kesempatan bermain yang adil berdasarkan performa dan kebutuhan tim.
BACA JUGA:Timnas Voli Putra Indonesia Siap Beraksi di Kejuaraan Voli Asia U20 2024: Tanpa Fauzan Nibras
"Kami pasti merotasi pemain tapi jangan ada dikotomi antara pemain diaspora dengan lokal. Tidak baik, tidak perlu dikembangkan itu," ucap Indra Sjafri. Ia juga menambahkan bahwa baik Jens Raven maupun Arkhan Kaka memiliki peluang yang sama untuk menjadi starter di pertandingan berikutnya. "Jens Raven bisa saja besok starter dan Kaka juga bisa starter. Saya sudah janji ke mereka yang terbaik itu akan mendapatkan porsi yang banyak," imbuhnya.
Peluang di Laga Ketiga
Dengan satu kaki di semifinal, Timnas Indonesia U-19 hanya perlu memastikan kemenangan di laga ketiga melawan Timor Leste. Pertandingan ini bisa menjadi ajang pembuktian bagi Jens Raven untuk menunjukkan bahwa ia layak mendapatkan posisi starter, bukan hanya sebagai pengganti Arkhan Kaka. Di sisi lain, Arkhan Kaka perlu menyadari betapa berharganya menit bermain agar tidak menyia-nyiakan setiap kesempatan yang didapat, terutama dalam mencetak gol.
Kritik terhadap Gelandang
Selain polemik antara Arkhan Kaka dan Jens Raven, netizen juga mengkritik performa dua gelandang Timnas U-19, yaitu pemain dengan nomor punggung 7 dan 18. Kedua gelandang ini dianggap minim kreativitas, dengan set play yang selalu dimulai dari center back dan cenderung diarahkan ke sayap. Nomor 18 khususnya dianggap kurang percaya diri dan jarang menjadi inisiator serangan.
"Kami perlu melihat opsi pemain lain di pertandingan ketiga untuk memberikan kesempatan dan melihat performa mereka," kata seorang netizen. Kritik ini menunjukkan harapan agar Indra Sjafri melakukan rotasi pada posisi gelandang untuk meningkatkan kreativitas dan efektivitas serangan tim.