Kecanduan Buah Kecubung : Fenomena Coba-coba yang Berujung Fatal !

Selasa 16 Jul 2024 - 06:28 WIB
Reporter : Maryati
Editor : Robiansyah

"Itu adalah obat psikoaktif atau obat yang bersifat adiktif bahkan sebetulnya ilegal. Sudah tidak diizinkan beredar oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), dulunya obat kelainan tulang tapi karena bisa bersifat psikoaktif dan menimbulkan kecanduan, itu dilarang," ujar Inggrid.

Meskipun sudah dilarang oleh BPOM, peredaran Zenith di kalangan masyarakat masih ditemukan dengan harga yang murah, termasuk oplosannya yang menggunakan buah kecubung.

Inggrid mengingatkan bahwa konsumsi minuman tersebut dapat mengancam kesehatan karena dapat menimbulkan halusinasi, meningkatnya gairah seksual secara tiba-tiba, gangguan denyut jantung, sampai mengalami kematian.

BACA JUGA:Rahasia Kulit Cerah ! 10 Tips Ampuh Mengatasi Mata Panda Secara Alami

BACA JUGA:Jenis-Jenis Buah yang Ideal untuk Diet Sehat

Efek Samping dan Bahaya Konsumsi Buah Kecubung

Durasi keparahan dari efek samping buah kecubung juga berbeda-beda pada setiap orang, sehingga penggunaannya tidak dianjurkan.

Terkait dengan pengobatan efeknya pun, Inggrid katakan tidak ada hal yang dapat dilakukan oleh masyarakat selain membawa pasien mabuk ke rumah sakit terdekat.

"Masyarakat tidak bisa bantu dari sisi medis, jalan satu-satunya adalah dibawa ke rumah sakit karena orang yang mabuk kecubung harus diberi obat-obatan yang sifatnya antidot terhadap senyawa-senyawa yang menimbulkan mabuk atau halusinasi," kata dia.

Direktur Reserse Narkoba Polda Kalimantan Selatan Kombes Pol Kelana Jaya mengungkapkan hasil uji Laboratorium Forensik (Labfor) Mabes Polri Cabang Surabaya menyatakan bahwa buah kecubung positif mengandung atropin dan skopolamin.

"Untuk narkotika, psikotropika dan obat berbahaya lainnya negatif, yang pasti penggunaan kecubung tidak baik berdasarkan kandungannya, apalagi sampai dicampur dengan obat-obatan terlarang dan alkohol," kata dia.

Kandungan atropin dan skopolamin pada buah kecubung berbahaya bagi kesehatan, terutama pada buah dan akar yang paling tinggi kandungannya, yakni 0,4 sampai 0,9 persen disusul daun dan bunga 0,2 sampai 0,3 persen.

Kandungan ini bekerja pada sistem saraf pusat sehingga dapat menyebabkan peningkatan denyut jantung, efek anestesi, dan halusinasi yang bisa bertahan selama dua hari.

"Pengguna akan kesulitan membedakan antara realita dan delusi yang dialami, kemudian efek ketergantungan menyusul dan akhirnya menyebabkan keracunan jika dikonsumsi berulang," ujar Kabid Dokkes Polda Kalsel Kombes Pol dr. Muhammad El Yandiko.

Salah satu mantan pengguna buah kecubung, sebut saja Andi (nama samaran), menceritakan pengalaman pahitnya ketika mencoba kecubung untuk pertama kalinya.

"Awalnya hanya ingin tahu seperti apa rasanya. Teman-teman saya bilang efeknya bisa bikin rileks dan lupa masalah. Tapi setelah beberapa kali mencoba, saya merasa tidak bisa berhenti. Rasanya seperti ada yang hilang kalau tidak mengonsumsi kecubung," ujarnya.

Kategori :