Karena tidak kunjung sembuh, ibu dan anak tersebut menenggelamkan diri ke dalam bongkahan batu besar.
Batu raksasa tersebut kemudian dinamai Batu Kutil dan berada di Desa Air Putih.
Penduduk setempat mengaitkan batu ini dengan peristiwa tragis ibu dan anaknya tadi, sehingga batu tersebut dinamai Batu Kutil.
Batu-batu sebesar kepalan tangan anak maupun kepalan tangan orang dewasa banyak menempel dan menyatu dengan batu induknya yang begitu besar.
Secara ilmiah, hal ini butuh kajian dan penelitian lebih lanjut.
Seolah-olah batu kutil yang menempel kuat di batu induknya ini sudah satu nyawa, tak terpisahkan.
Mungkin benjolan-benjolan batu itu adalah batu intinya dan terbentuk karena yang di sekitarnya terkikis air.
Tapi untuk kepastiannya perlu dikaji dan diteliti dulu secara ilmiah.
Bangka Belitung dikenal dengan keindahan pantainya yang memukau dan formasi batu granit yang unik.
Batu Balai dan Batu Kutil adalah dua dari sekian banyak batu besar yang menjadi daya tarik wisatawan.
Namun, keunikan mereka tidak hanya terletak pada bentuk fisiknya saja, tetapi juga pada cerita dan legenda yang menyertainya.
Kedua batu ini menjadi simbol dari nilai-nilai moral dan pelajaran hidup yang diwariskan dari generasi ke generasi.
Bagi para wisatawan yang tertarik pada sejarah dan budaya lokal, mengunjungi Batu Balai dan Batu Kutil adalah pengalaman yang tak terlupakan.
Anda tidak hanya akan disuguhi pemandangan alam yang indah, tetapi juga akan mendapatkan pemahaman yang lebih dalam tentang kehidupan masyarakat setempat dan nilai-nilai yang mereka pegang teguh.
Pemerintah daerah dan masyarakat setempat terus berupaya melestarikan legenda-legenda ini dan mengembangkan pariwisata berbasis budaya dan sejarah.
Salah satu langkah yang dilakukan adalah dengan menyediakan informasi yang lebih lengkap dan akurat mengenai cerita-cerita rakyat ini kepada para wisatawan.