Penetapan 1 Ramadan 1445 H, Kemenag : Sidang Isbat sebagai Forum Bersama Pengambilan Keputusan

Direktur Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah Kemenag, Adib.-FOTO : ANTARA-

JAKARTA – Kementerian Agama (Kemenag) menyatakan bahwa sidang isbat yang diadakan setiap tahun untuk menentukan kalender Islam (Hijriah) merupakan forum bersama antara Organisasi Masyarakat Islam (Ormas Islam), ulama, ahli falak, hingga pakar astronomi dalam proses pengambilan keputusan yang penting.

Direktur Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah Kemenag, Adib, menjelaskan bahwa sidang isbat tersebut menjadi momentum yang sangat dibutuhkan sebagai wadah bagi negara untuk memberikan arahan kepada umat Islam dalam memulai ibadah puasa Ramadhan dan merayakan Hari Raya Idul Fitri.

"Sidang isbat dibutuhkan sebagai forum bersama untuk pengambilan keputusan. Ini penting sebagai bentuk kehadiran negara dalam memberikan pedoman kepada umat Islam untuk memulai puasa Ramadhan dan merayakan Idul Fitri," ujar Adib di Jakarta, Jumat, 9 Maret 2024.

BACA JUGA:Ini yang Perlu Diketahui Sebelum Melakukan Puasa Ramadhan

BACA JUGA:Puasa Ramadhan 1445 H, Elman : Tempat Hiburan Malam Harus Ditutup !

Adib menjelaskan bahwa Kemenag secara rutin menggelar sidang isbat untuk menetapkan awal bulan Ramadhan, Syawal, dan Zulhijah.

Tradisi ini telah berlangsung sejak dekade 1950-an, dengan beberapa sumber yang menyebutkan dimulainya pada tahun 1962.

Sebagai perkembangan lebih lanjut, Majelis Ulama Indonesia (MUI) menerbitkan Keputusan Fatwa No 2 Tahun 2004 tentang Penetapan Awal Ramadhan, Syawal, dan Zulhijah. Fatwa tersebut menetapkan bahwa penetapan awal bulan Ramadhan, Syawal, dan Zulhijah didasarkan pada metode rukyah dan hisab oleh Pemerintah Indonesia, khususnya Menteri Agama, dan berlaku secara nasional.

BACA JUGA:Berikut Tips Menghindari Asupan Kalori Berlebih dengan Menu Berbuka Puasa Selama Ramadan !

BACA JUGA:Pastikan Kebutuhan Pokok Aman Jelang Puasa Ramadan

Adib menegaskan bahwa sidang isbat merupakan langkah penting karena Indonesia bukanlah negara agama ataupun sekuler. Oleh karena itu, urusan agama tidak dapat sepenuhnya diserahkan kepada individu atau kelompok.

"Sidang isbat penting karena ada banyak Ormas Islam di Indonesia yang memiliki metode dan standar masing-masing dalam menentukan awal bulan Hijriyah. Terkadang, pandangan mereka berbeda-beda, sesuai dengan perbedaan mazhab dan metode yang digunakan. Sidang isbat menjadi forum, tempat, dan mekanisme untuk mengambil keputusan," katanya.

Dalam prosesnya, sidang isbat menjadi wadah bagi musyawarah para ulama, pakar astronomi, ahli falak dari berbagai Ormas Islam, serta instansi terkait lainnya dalam menentukan awal bulan Hijriah.

BACA JUGA:Berpuasa dengan Diabetes: Dokter Beri Panduan Khusus untuk Menghindari Komplikasi, Yuk Disimak !

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan