BPBD Muara Enim Buka Akses Jalan Tertutup Longsor di Desa Sritanjung
Personel BPBD Muara Enim mengerahkan alat berat untuk membersihkan material longsor yang menutup ruas jalan Desa Sritanjung, Kecamatan Semende Darat Tengah.--
KORANPALPOS.COM - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Muara Enim, Sumatera Selatan, berhasil membuka akses jalan di Desa Sritanjung yang tertutup longsoran tanah akibat curah hujan tinggi, sehingga arus lalu lintas kendaraan kembali normal.
Kepala Pelaksana BPBD Muara Enim Abdurrozieq Putra melalui Kasi Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Hasbi Rizal di Muara Enim, Senin, menjelaskan bahwa longsor terjadi pada Jumat 10 Januari 2025, sekitar pukul 7.30 WIB.
Hujan deras memicu longsoran tanah dari atas bukit, yang menutup ruas jalan penghubung antar-desa di Kecamatan Semende Darat Tengah.
"Longsoran tanah sepanjang 15 meter, dengan lebar empat meter dan ketinggian delapan meter, menutup jalan utama yang menjadi jalur vital bagi warga desa. Akibatnya, arus lalu lintas kendaraan roda dua dan roda empat sempat terputus total," kata Hasbi Rizal.
BACA JUGA:Pelajar di Muba Antusias Sambut Program Makan Bergizi Gratis
BACA JUGA:Riki Pria Tersengat Listrik Dinyatakan Meninggal : Polisi Beber Kronologis Kejadiannya
Meski tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut, dampaknya cukup signifikan terhadap mobilitas warga.
Saat kejadian, jalanan masih dalam kondisi sepi, sehingga tidak ada kendaraan yang terdampak langsung oleh longsoran tanah.
Hasbi Rizal menambahkan bahwa pihaknya segera merespons laporan masyarakat terkait longsor tersebut.
"Kami langsung mengerahkan tim ke lokasi untuk melakukan penanganan darurat agar akses jalan segera terbuka kembali. Dalam upaya ini, kami menerjunkan satu alat berat dan dua mesin chainsaw untuk memaksimalkan pembersihan material longsor," ujarnya.
BACA JUGA:Usai Operasi : Surati, Korban Jembatan Gantung Sungai Ulu Malus di Lubuklinggau Meninggal Dunia
BACA JUGA:Wakapolres Prabumulih : Budidaya Ikan Lele dan Nila Solusi Ketahanan Pangan Masyarakat
Proses evakuasi material longsor memerlukan waktu karena lokasi bencana cukup sulit dijangkau.
"Kami terkendala jarak tempuh ke lokasi yang membutuhkan waktu tiga jam perjalanan menggunakan kendaraan roda empat," jelas Hasbi.