Pemkab OKU Tetapkan Status Siaga Darurat Banjir dan Tanah Longsor
Tim satgas Pemkab OKU mengecek peralatan penanggulangan bencana banjir dan tanah longsor.--
KORANPALPOS.COM - Pemerintah Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU), Sumatera Selatan, secara resmi menetapkan status siaga darurat menghadapi potensi bencana banjir dan tanah longsor seiring memasuki musim hujan tahun ini. Langkah ini diambil untuk memastikan keselamatan masyarakat serta meminimalkan dampak bencana yang dapat terjadi sewaktu-waktu.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) OKU, Januar Efendi, menyatakan bahwa penetapan status siaga darurat ini menjadi bagian dari upaya proaktif pemerintah dalam mengantisipasi ancaman bencana alam.
"Pengalaman bencana banjir bandang dan tanah longsor pada Mei 2024 menjadi pelajaran penting. Kita perlu meningkatkan kewaspadaan agar kejadian serupa tidak terulang, atau setidaknya dampaknya dapat diminimalkan," ujar Januar di Baturaja, Minggu (17-11-2024).
Sebagai bentuk keseriusan, BPBD OKU telah melaksanakan apel kesiapsiagaan yang melibatkan personel dan peralatan penanggulangan bencana. Sebanyak 940 personel dari berbagai instansi, termasuk TNI, Polri, dan relawan, telah dikerahkan dalam satuan tugas khusus penanggulangan bencana.
BACA JUGA:9 Kecamatan di OKU Selatan Dipetakan Rawan Banjir dan Longsor
BACA JUGA:Lapas Sekayu Bagikan Alat Makan dan Minum Secara Gratis
"Kami menyiagakan personel selama 24 jam di beberapa posko yang telah didirikan di titik-titik rawan. Mereka dilatih untuk merespons cepat jika bencana benar-benar terjadi," jelas Januar.
Dari sisi peralatan, pemerintah telah menyiapkan sejumlah perlengkapan penting, termasuk:
• 6 perahu karet dan 2 perahu fiber untuk evakuasi di wilayah yang terdampak banjir.
• 10 mobil rescue dan 125 motor trail untuk menjangkau daerah-daerah yang sulit diakses.
BACA JUGA:32 Peserta Lomba Bidar Mini : Meriahkan HUT Kabupaten Muara Enim ke-78 !
BACA JUGA:Taman Hutan Raya Baturaja Siap Jadi Agro Wisata
• 20 mesin sedot apung untuk mengatasi genangan air besar.
• 6 tenda pengungsian dan 60 tenda keluarga sebagai tempat perlindungan sementara bagi korban terdampak.