Pemkab OKU Tetapkan Status Siaga Darurat Banjir dan Tanah Longsor
Tim satgas Pemkab OKU mengecek peralatan penanggulangan bencana banjir dan tanah longsor.--
Menurut Januar, peralatan ini dapat ditambah sesuai kebutuhan situasi di lapangan. "Kami akan memantau perkembangan cuaca secara ketat untuk memastikan kesiapan menghadapi berbagai kemungkinan," tambahnya.
Kabupaten OKU dikenal memiliki topografi yang bervariasi, dengan beberapa daerah rawan terkena dampak banjir dan longsor. BPBD mencatat beberapa wilayah yang perlu mendapatkan perhatian khusus selama musim hujan, termasuk daerah-daerah dekat sungai dan lereng bukit.
BACA JUGA:Dukung Program Makan Bergizi : Si Limas Polres Prabumulih Sambangi TK Amanda !
BACA JUGA:Disperindag Muara Enim Luncurkan Inovasi Lapak RAMI
"Kami telah memetakan daerah-daerah rawan dan mengaktifkan sistem peringatan dini untuk memberikan informasi lebih cepat kepada masyarakat," ungkap Januar.
Selain kesiapan dari sisi pemerintah, BPBD juga mengimbau masyarakat untuk lebih waspada dan memahami langkah-langkah mitigasi bencana. "Kesadaran masyarakat adalah kunci. Kami telah bekerja sama dengan pemerintah desa untuk menyosialisasikan tindakan pencegahan kepada warga," ujar Januar.
Salah satu upaya yang dilakukan adalah membagikan panduan kepada masyarakat tentang tanda-tanda awal bencana, seperti perubahan warna air sungai, retakan tanah, dan hujan dengan intensitas tinggi yang berlangsung lama.
Penanganan bencana tidak hanya menjadi tanggung jawab BPBD. Pemkab OKU juga melibatkan berbagai instansi, seperti Dinas Kesehatan, Dinas Sosial, dan Dinas Pekerjaan Umum. Kerja sama ini bertujuan untuk memastikan bahwa kebutuhan dasar warga terdampak, seperti logistik, kesehatan, dan akses infrastruktur, dapat terpenuhi.
BACA JUGA:Panen Raya Jagung di Kecamatan Lalan: Mewujudkan Swasembada Pangan Muba
BACA JUGA:Pastikan Pelayanan Penyeberangan Sementara di Jembatan P6 Lalan Lancar: Sandi Lakukan Ini !
"Misalnya, kami telah menyiapkan posko kesehatan untuk menangani warga yang membutuhkan bantuan medis, terutama jika terjadi pengungsian besar-besaran," kata Januar.
Dinas Sosial juga telah menyiapkan stok bantuan, termasuk makanan, selimut, dan obat-obatan, yang dapat didistribusikan dengan cepat ke daerah terdampak.
Dalam mendukung langkah antisipasi, Pemkab OKU bekerja sama dengan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) untuk memantau kondisi cuaca secara real-time. Informasi dari BMKG digunakan untuk memberikan peringatan dini kepada masyarakat melalui berbagai saluran, seperti media sosial, SMS, dan pengumuman langsung di tingkat desa.
"Kami sangat bergantung pada data cuaca yang akurat. Dengan peringatan dini, masyarakat memiliki waktu lebih untuk bersiap atau mengungsi jika diperlukan," ujar Januar.
Banjir bandang yang melanda OKU pada Mei 2024 menjadi pengingat betapa pentingnya kesiapsiagaan menghadapi bencana. Saat itu, beberapa desa terendam air hingga setinggi 1,5 meter, sementara longsor menutup akses jalan utama di wilayah perbukitan.