Uban: Cahaya Keimanan yang Menyinari Hari Kiamat
Uban: Cahaya Keimanan yang Menyinari Hari Kiamat. Fhoto : tangkapan Layar Facebook Dakwah As Sunnah--
KORANPALPOS.COM- Dalam Islam, uban bukan hanya sekadar tanda penuaan fisik, melainkan juga memiliki makna spiritual yang mendalam. Uban dianggap sebagai cahaya bagi seorang mukmin, membawa berkah serta pahala di dunia dan akhirat.
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menegaskan pentingnya menjaga uban dan melarang umat Islam untuk mencabutnya, karena uban memiliki nilai istimewa di mata Allah.
Uban Adalah Cahaya Bagi Mukmin
Al Baihaqi dalam kitab Syu’abul Iman menyebutkan sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Abdullah bin ‘Umar, di mana Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
الشيب نور المؤمن لا يشيب رجل شيبة في الإسلام إلا كانت له بكل شيبة حسنة و رفع بها درجة
“Uban adalah cahaya bagi seorang mukmin. Tidaklah seseorang beruban –walaupun sehelai- dalam Islam melainkan setiap ubannya akan dihitung sebagai suatu kebaikan dan akan meninggikan derajatnya.” (HR. Al Baihaqi dalam Syu’abul Iman. Syaikh Al Albani dalam Al Jami’ Ash Shogir mengatakan bahwa hadits ini hasan)
BACA JUGA:Empat Tanda Cinta kepada Allah dalam Al-Qur’an: Panduan Umat Beriman
BACA JUGA:Islam Bukan Agama Prasmanan: Mengapa Kita Harus Mengamalkan Ajaran Secara Keseluruhan
Hadits ini menunjukkan bahwa uban adalah tanda kemuliaan bagi seorang Muslim yang menjalani hidupnya dalam iman. Setiap helai uban yang tumbuh di rambutnya menjadi saksi kebaikan dan akan menaikkan derajatnya di akhirat.
Pahala Karena Menjaga Uban
Ibnu Hibban dalam kitab Shahih juga mencatat hadits serupa yang menekankan keutamaan memelihara uban. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
لا تنتفوا الشيب فإنه نور يوم القيامة ومن شاب شيبة في الإسلام كتب له بها حسنة وحط عنه بها خطيئة ورفع له بها درجة
“Janganlah mencabut uban karena uban adalah cahaya pada hari kiamat nanti. Siapa saja yang beruban dalam Islam walaupun sehelai, maka dengan uban itu akan dicatat baginya satu kebaikan, dengan uban itu akan dihapuskan satu kesalahan, juga dengannya akan ditinggikan satu derajat.” (HR. Ibnu Hibban dalam Shahihnya. Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan bahwa sanad hadits ini hasan)
BACA JUGA:Hikmah Kehidupan: Saat Allah Menghendaki Kebaikan pada Diri Kita