Uban: Cahaya Keimanan yang Menyinari Hari Kiamat

Uban: Cahaya Keimanan yang Menyinari Hari Kiamat. Fhoto : tangkapan Layar Facebook Dakwah As Sunnah--

BACA JUGA:Mengikuti Teladan Nabi: Pentingnya Mendoakan Diri Sendiri Sebelum Orang Lain

Hadits ini memperingatkan bahwa mencabut uban sama saja dengan memotong cahaya yang akan kita miliki pada hari kiamat. Meskipun pernyataan ini terdengar ringan, namun Rasulullah ingin menekankan pentingnya menjaga uban sebagai bentuk kehormatan dan keimanan.

Uban di Seluruh Tubuh Tidak Boleh Dicabut

Larangan mencabut uban tidak hanya terbatas pada uban di kepala, tetapi mencakup seluruh tubuh, seperti uban di jenggot, kumis, dan alis. Menurut Al Jami’ Li Ahkami Ash Shalat, tindakan mencabut uban di area mana pun tetap dilarang karena memiliki dampak spiritual yang sama.

Uban dalam Islam bukan hanya tanda fisik penuaan, tetapi juga simbol cahaya dan keberkahan bagi seorang mukmin. Larangan mencabut uban menekankan pentingnya menghargai setiap helai rambut putih sebagai tanda perjalanan iman yang dilalui seorang Muslim.

Dengan memelihara uban, seorang Muslim akan mendapatkan pahala, diampuni dosa-dosanya, dan diberikan cahaya pada hari kiamat.

BACA JUGA:Makna Berjalan, Berjalan Cepat, dan Berlari dalam Al-Qur'an: Menggali Hikmah dari Pilihan Kata yang Bijak

BACA JUGA:Mengikuti Teladan Nabi: Pentingnya Mendoakan Diri Sendiri Sebelum Orang Lain

Sebagai umat Islam, kita seharusnya menghormati uban sebagai anugerah yang Allah berikan dan menjaga keimanan kita dengan tidak mencabutnya.

Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam telah memberikan pedoman yang jelas, dan menjaga uban adalah salah satu cara untuk meraih keberkahan serta cahaya di akhirat nanti.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan