Krisis Iklim : Tantangan Mendesak dan Solusi Inovatif Menurut Bank DBS dan Pemerintah Indonesia !
Deputy CEO & Group Head of Institutional Banking DBS Bank Tan Su Shan memberikan keynote speech pada sesi “Critical Imperatives of Advancing Energy Transition through Blended Finance” di Indonesia International Sustainability Forum 2024 di Jakarta, Jumat -FOTO : ANTARA-
KORANPALPOS.COM - Krisis iklim kini menjadi salah satu tantangan global yang paling mendesak, dan membutuhkan solusi inovatif untuk menghadapinya.
Hal ini ditegaskan oleh Tan Su Shan, Deputy CEO & Group Head of Institutional Banking DBS Bank Ltd. (Bank DBS), dalam pidatonya di Indonesia International Sustainability Forum (ISF) 2024 di Jakarta.
Tan menyampaikan bahwa perubahan iklim telah mencapai titik kritis yang tidak hanya mengancam stabilitas ekonomi, tetapi juga kehidupan masyarakat global, terutama di Asia.
BACA JUGA:BSI Luncurkan Layanan Weekend Banking di 504 Kantor Cabang Selama September 2024
BACA JUGA:Bank Mandiri Perkirakan Inflasi Domestik Akhir 2024 Capai 2,78 Persen
Dalam sesi tematik ISF 2024, Tan Su Shan menyoroti betapa pentingnya untuk memahami "anggaran karbon" global.
Menurut para ilmuwan, ada sekitar 2.900 giga ton emisi karbon yang dapat dikeluarkan ke atmosfer jika kita ingin membatasi kenaikan suhu global hingga 1,5°C dibandingkan dengan tingkat sebelum era industri.
Namun, Tan mengungkapkan bahwa Bank DBS sendiri telah melepaskan lebih dari 2.600 giga ton karbon ke atmosfer.
BACA JUGA:BNI Rencanakan Penambahan Fitur Baru untuk Wondr by BNI : Inovasi Terbaru dalam Digital Banking !
BACA JUGA: Bank Mandiri Fokus pada Pengembangan UMKM melalui Penyaluran KUR dan Digitalisasi Transaksi
“Kita berada di ambang batas yang sangat berbahaya. Jika kita tidak melakukan tindakan signifikan, dunia berisiko menghadapi suhu yang meningkat lebih dari 2°C. Hal ini tentu akan memiliki dampak buruk secara ekonomi dan sosial,” ujar Tan.
Tan juga mengingatkan bahwa bencana cuaca ekstrem akibat krisis iklim akan semakin meningkat, dan masyarakat yang paling rentan, terutama yang miskin, akan mengalami dampak yang paling besar.
Kesenjangan sosial yang ada akan semakin diperburuk karena kerugian ekonomi akibat bencana ini.
BACA JUGA:Bank Mega dan Visa Luncurkan Fitur Pembayaran Tap to Pay di Ponsel : Kiamat Kartu ATM Kian Dekat !