2024, Naik Feeder LRT tak Gratis Lagi !
--
PALEMBANG - Balai Pengelola Kereta Api Ringan Sumatra Selatan (BKARSS) akan mencabut subsidi tarif angkutan feeder (pengumpan) LRT di Kota Palembang mulai pada 2024.
Kepala BKARSS Rode Paulus mengatakan, pihaknya akan mencabut subsidi dan mulai memberlakukan tarif angkutan Feeder LRT pada tahun 2024.
“Kami mulai menyosialisasikan ke masyarakat pemberlakuan tarif angkutan Feeder LRT pada akhir tahun 2023 ini,” ujarnya. Ia mengatakan tarif yang dikenakan kepada penumpang itu diperkirakan berkisar Rp2 ribu - Rp4 ribu. Tarif tersebut masih lebih murah dibandingkan angkutan umum swasta kisaran Rp5 ribu per penumpang.
“Tarif tersebut hanya kisaran, karena nominalnya itu sedang dalam tahap kajian,” jelasnya. Selain itu, ia mengatakan berdasarkan studi yang dilakukan pengamat transportasi dari Unsri, untuk jumlah koridor yang diperlukan di Kota Palembang sebanyak 17 koridor.
“Sebab, Jumlah itu bisa menjangkau seluruh wilayah di Kota Palembang. Sementara saat ini jumlah rute yang tersedia 7 koridor, 2 di antaranya (Koridor 1 dan 2) disubsidi Pemkot Palembang,” ujarnya.
Sementara rencana BKARSS untuk mencabut subsidi tarif angkutan Feeder LRT di Kota Palembang telah menimbulkan beragam tanggapan dari warga setempat.
Langkah ini diharapkan meningkatkan efisiensi layanan transportasi, namun juga menimbulkan kekhawatiran terkait dampak ekonomi dan aksesibilitas masyarakat terhadap transportasi publik.
Rahma, salah seorang warga Sukarami Kota Palembang mengungkapkan, kekhawatirannya jika feeder sudah mulai memberlakukan tarif.
“Saya selalu menggunakan LRT untuk bepergian ke kantor. Jika harus membayar tarif penuh tanpa subsidi, itu akan memberatkan pengeluaran bulanan saya," ujarnya dengan nada khawatir, Kamis (7/12).
Namun sejumlah warga lainnya menyambut positif rencana tersebut dengan harapan peningkatan kualitas layanan. Seperti dikatakan Yusuf.
Dia mengatakan. Dirinya siap membayar asalkan layanan LRT semakin baik dan nyaman. Ketersediaan transportasi publik yang andal sangat penting untuk mobilitas warga.
Namun, dari kalangan pelajar dan mahasiswa, terdengar keprihatinan terkait dampaknya terhadap biaya transportasi mereka. Ani, salah seorang pelajar di Kota Palembang mengatakan, dirinya khawatir jika feeder tidak lagi gratis.
“Harapan saya pemerintah masih tetap mensubsidi feeder ini karena keberadaan feeder sangat membantu,” harapnya.
Sedangkan Yanti, warga Kota Palembang lainnya mengaku, tidak begitu mempermasalahkan pemberlakuan tarif ongkos layanan feeder “Gak masalah, asal pelayanan atau koridor feeder diperluas sehingga warga Kota Palembang diberi banyak pilihan,” ucapnya.