2024, Naik Feeder LRT tak Gratis Lagi !
--
Terpisah, Nora warga Ilir Timur II Kota Palembang juga mengungkapkan, hal yang sama. Hanya saja menurutnya, tarif yang ditentukan harus berimbang dengan tiket LRT. "Ada perbedaan tarif, untuk penumpang LRT baiknya dikecualikan atau dikenakan tarif ringan,” ujarnya.
Mengingat penumpang feeder lanjut Nora, tidak hanya penumpang LRT namun banyak juga yang dari luar atau bukan penumpang LRT. “Jika ada yang bukan penumpang LRT, kalua bisa tarif disesuaikan,” ucapnya.
Terpisah, Ketua Komisi II DPRD Palembang, Abdullah Taufik SE MM, dengan tegas menyatakan komitmennya untuk terus mendorong dan mengusahakan agar subsidi terhadap feeder LRT tetap dipertahankan pada tahun 2024.
Pernyataan ini dikeluarkan menyusul masih berlangsungnya kajian yang dilakukan oleh BKARSS terkait kebijakan pencabutan subsidi tersebut.
Abdullah Taufik mengungkapkan bahwa DPRD Palembang memahami perlunya evaluasi dalam pengelolaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kota Palembang.
"Saat ini, kita tengah mengevaluasi dampak kebijakan ini terhadap APBD, dengan mempertimbangkan kesejahteraan masyarakat dan kelangsungan layanan transportasi publik," katanya.
Meskipun pengkajian tersebut masih berlangsung, Taufik menekankan pentingnya tetap memberikan subsidi pada feeder LRT. "Kami akan terus mengupayakan agar kebijakan subsidi ini tetap ada pada tahun 2024. Subsidi tersebut adalah bentuk dukungan kita terhadap aksesibilitas transportasi publik bagi masyarakat," ujarnya.
Taufik juga menjelaskan bahwa saat ini DPRD Palembang sedang berupaya untuk mencari solusi terbaik, baik dari segi keuangan maupun kesejahteraan masyarakat.
"Kami memahami bahwa transportasi publik yang terjangkau memiliki dampak positif pada mobilitas masyarakat dan pertumbuhan ekonomi kota," tambahnya.
Politisi asal Partai Gerindra ini mengajak semua pihak terkait, termasuk Pemerintah Kota Palembang, untuk bersama-sama mencari solusi yang berkelanjutan dan dapat mengakomodasi kepentingan masyarakat.
"Dengan kerjasama yang baik, kita dapat mencapai kesepakatan yang menguntungkan semua pihak dan memberikan layanan transportasi yang terbaik bagi warga Kota Palembang," pungkas Abdullah Taufik.
Terkait rencana BKARSS mencabut subsidi feeder mendapat perhatian dari Pengamat Kebijakan Publik, Dr MH Thamrin MSi.
Menurutnya, kebijakan subsidi atau pencabutan subsidi terhadap layanan feeder LRT adalah keputusan yang kompleks dan dapat memengaruhi banyak pihak.
Beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan dalam mengevaluasi kebijakan ini lanjutnya, melibatkan dampak sosial, ekonomi, dan keberlanjutan transportasi umum.
“Pertama, harapannya adalah layanan feeder LRT dapat meningkatkan penggunaan LRT dan mengurangi penggunaan kendaraan pribadi. Sebaliknya, pencabutan subsidi bisa mengurangi daya tarik penggunaan transportasi umum. Hal ini dapat mengakibatkan kenaikan penggunaan mobil pribadi dan kemacetan lalulintas serta mengurangi minat orang untuk memanfaatkan LRT yang baru saja mulai tumbuh,” jelasnya.