Nilai Tukar Rupiah Kamis 27 Juni 2024 : Melemah 8 Poin Menjadi Rp16.421 per Dolar AS !

Warga menunjukkan uang pecahan kecil yang ditukarkannya di mobil kas keliling-FOTO : ANTARA-

BACA JUGA:Nilai Rupiah Jumat 14 Juni 2024 : Melemah 30 Poin Menjadi Rp16.300 per Dolar AS

Mempertimbangkan pergerakan yen Jepang, investor khawatir Kementerian Keuangan Jepang akan melakukan intervensi signifikan pada sesi hari ini.

Intervensi ini bertujuan untuk menstabilkan yen dan mencegah depresiasi lebih lanjut yang dapat berdampak negatif pada ekonomi Jepang yang bergantung pada ekspor.

Dari sisi domestik, obligasi Pemerintah Indonesia diperdagangkan beragam pada Rabu (26/6), di tengah depresiasi rupiah.

BACA JUGA:Nilai Tukar Rupiah Kamis 13 Juni 2024 : Menguat 15 Poin Jadi Rp16.280 per Dolar AS !

BACA JUGA:Nilai Tukar Rupiah Rabu 12 Juni 2024 : Merosot 12 Poin Jadi Rp16.303 per Dolar AS !

Volume perdagangan obligasi pemerintah tercatat sebesar Rp18,58 triliun, lebih rendah dibandingkan perdagangan Selasa (25/6), sebesar Rp38,40 triliun.

Penurunan volume perdagangan ini mencerminkan ketidakpastian pasar terhadap prospek ekonomi global dan domestik, yang mempengaruhi keputusan investasi.

Josua Pardede memproyeksikan pergerakan rupiah akan berkisar antara Rp16.375 per dolar AS hingga Rp16.475 per dolar AS pada perdagangan hari ini.

Kisaran ini mencerminkan volatilitas yang dipengaruhi oleh faktor-faktor eksternal dan domestik yang saling berinteraksi.

Rilis data PDB AS kuartal I-2024 final estimate merupakan salah satu indikator ekonomi penting yang ditunggu oleh pasar.

Data ini memberikan gambaran tentang kondisi ekonomi AS dan dapat mempengaruhi kebijakan moneter yang diambil oleh Federal Reserve (The Fed).

Jika data PDB menunjukkan pertumbuhan ekonomi yang lebih kuat dari perkiraan, kemungkinan besar The Fed akan mempertimbangkan untuk memperketat kebijakan moneter, yang dapat memperkuat dolar AS dan menekan nilai tukar mata uang lainnya, termasuk rupiah.

Sebaliknya, jika data PDB menunjukkan pertumbuhan yang lebih lambat dari perkiraan, The Fed mungkin akan mempertahankan kebijakan suku bunga rendah untuk mendukung pemulihan ekonomi.

Hal ini dapat melemahkan dolar AS dan memberikan sedikit ruang bagi penguatan mata uang lainnya, termasuk rupiah.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan