Startup LATIH dari UI : Revolusi Pembelajaran Kreatif dan Edukatif untuk Anak-anak !
Kepala Sub-Direktorat Inkubasi Bisnis DISTP UI Prasandhya Astagiri Yusuf, S.Si, M.T, Ph.D.-FOTO : ANTARA-
Dengan dukungan UI, LATIH terus memperluas dampaknya di masyarakat.
Program pendampingan yang diberikan oleh UI melalui DISTP memungkinkan LATIH untuk terus mengembangkan produk yang inovatif dan meningkatkan kualitas pendidikan alternatif di Indonesia.
Pendiri LATIH, Indah Nur Zahra, menekankan pentingnya pendidikan yang kreatif dan interaktif bagi perkembangan anak-anak.
"Dengan metode belajar yang menyenangkan, anak-anak dapat lebih mudah memahami konsep-konsep yang diajarkan. Kami percaya bahwa pendekatan ini dapat membantu meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia," kata Indah.
LATIH juga terus melakukan penelitian dan pengembangan untuk memastikan bahwa produk-produk mereka tetap relevan dan efektif dalam mendukung pembelajaran anak-anak.
Mereka bekerja sama dengan berbagai ahli pendidikan dan psikologi anak untuk merancang program dan produk yang sesuai dengan kebutuhan perkembangan anak-anak.
LATIH tidak hanya bekerja sendiri dalam upayanya meningkatkan kualitas pendidikan.
Mereka aktif berkolaborasi dengan berbagai pihak, termasuk institusi pendidikan, pemerintah, dan sektor swasta.
Kolaborasi ini memungkinkan LATIH untuk menjangkau lebih banyak anak-anak dan memberikan dampak positif yang lebih luas.
Salah satu contoh kolaborasi ini adalah dengan Kemendikbudristek dalam program PAUD KM “0”.
Melalui kerjasama ini, LATIH dapat memperkenalkan metode pembelajaran interaktif kepada anak-anak di berbagai daerah di Indonesia.
Kolaborasi ini juga membuka peluang bagi LATIH untuk terus berkembang dan menjangkau lebih banyak anak-anak di masa depan.
Ke depan, LATIH memiliki visi untuk menjadi salah satu penyedia pendidikan alternatif terdepan di Indonesia.
Mereka berencana untuk terus mengembangkan produk-produk baru yang inovatif dan memperluas program aktivasi ke lebih banyak daerah.
Selain itu, LATIH juga berencana untuk memanfaatkan teknologi digital untuk menjangkau lebih banyak anak-anak, terutama di daerah terpencil.