Menjelajah Surga Wisata Mentawai
Salah satu suku adat di Mentawai menjadi daya tarik pariwisata yang memikat-FOTO : ANTARA-
Pembebasan lahan dan pembukaan jalan tanah oleh pemkab ditargetkan selesai tahun 2024, dan rencananya dilanjutkan dengan peningkatan jalan (pengerasan jalan dengan beton/aspal) oleh pemerintah pusat (KemenPUPR) dengan dana APBN.
Namun, kelanjutan pembangunan jalan Trans Mentawai tahun ini, khususnya di Pulau Siberut, tampaknya belum juga terlaksana.
Hal ini karena sebagian rencana trase jalan melewati kawasan Taman Nasional dan kawasan hutan produksi.
Maka, prosedur perizinan perlu ditempuh oleh Pemerintah Provinsi Sumatera Barat dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Kita harapkan dapat segera kelar sehingga pembangunan Trans Mentawai dapat dilanjutkan.
Konektivitas udara, laut, dan darat perlu eksis dan saling bersinergi untuk mendukung pengembangan pariwisata dan wilayah Kabupaten Kepulauan Mentawai dalam koridor pembangunan berkelanjutan.
Selain jaringan jalan, kawasan wisata bahari Mentawai membutuhkan prasarana air bersih, prasarana pengelolaan sampah, pos-pos keamanan, dan mungkin area-area evakuasi.
Hingga batas tertentu masih diperlukan pengembangan kawasan resor dan homestay berstandar internasional untuk mendukung event-event olahraga selancar internasional yang diharapkan akan dapat terselenggara di Mentawai.
Pariwisata keberlanjutan
Pengelolaan pariwisata Mentawai, selain perlu dengan pendekatan keberlanjutan (sustainable tourism), juga bersifat inklusif.
Dalam hal ini, diperlukan institusi pembina seperti BUMN atau perusahaan swasta untuk berperan dalam mendorong digarapnya peluang dalam mengembangkan destinasi pariwisata di Mentawai yang berkelanjutan dengan mendorong keterlibatan masyarakat lokal sebagai aktor utama untuk mendapatkan manfaat ekonomi dari aktivitas pariwisata.
Salah satu holding BUMN di sektor pariwisata dan aviasi, InJourney, misalnya, mulai merangkul kelompok- kelompok tani, antara lain, di Desa Wisata Muntei, Siberut Selatan.
Oleh karena itu inisiatif InJourney dalam mempersiapkan program pelatihan dan pendampingan bagi petani lokal perlu untuk direplikasi.
Perusahaan itu memastikan agar petani dapat menghasilkan sayur dan buah-buahan organik sesuai dengan kebutuhan offtakers sektor pariwisata yaitu resor dan homestay yang ada di Mentawai dengan pendekatan from farm to table.
Hal ini diharapkan tidak hanya memberikan manfaat ekonomi secara langsung kepada masyarakat, namun juga membantu mengurangi ketergantungan terhadap pasokan dari luar daerah, khususnya dari Padang.
Saat ini, sekitar 80 persen kebutuhan bahan pangan di 63 resor dan homestay di Mentawai dipasok dari luar daerah.