Asal Usul Desa Tebat Benawa Pagaralam : Desa Tertua Suku Besemah yang Masih Menjaga Tradisi Leluhur !

Reporter: Maryati |

Editor: Robiansyah |

Jumat , 07 Jun 2024 - 13:20

Desa Tebat Benawa di Kecamatan Dempo Selatan Kota Pagaralam merupakan salah satu desa tertua suku Besemah di Sumaetera Selatan-Foto : Dokumen Palpos-

Salah satu pesan Puyang yang terkenal adalah "Dik tau ngiluk’i jangan merusak jadilah," yang bermakna jika tidak bisa berbuat kebaikan kepada orang lain, jangan menjadi penghalang bagi orang banyak.

Pesan ini mengajarkan pentingnya menjaga kepentingan bersama dan tidak melakukan perbuatan yang dapat menimbulkan kerusakan.

Nama Tebat Benawa berasal dari sebuah tebat atau kolam yang luasnya sekitar 5 hektar yang dibuat oleh pemerintahan dusun pada tahun 1920.

Tebat ini dulunya menjadi sumber air untuk pertanian dan juga menghasilkan banyak ikan bagi masyarakat setempat.

Namun, pada awal tahun 1960-an, tebat ini dijadikan pemukiman oleh warga dusun.

Masyarakat Dusun Tebat Benawa percaya bahwa mereka adalah keturunan dari Atung Bungsu, seorang leluhur yang konon pernah merantau hingga ke Kerajaan Majapahit di Jawa sebelum akhirnya kembali ke hulu Sungai Lematang.

Menjaga Air Tumutan Tujuh

Masyarakat Basemah memiliki ikatan yang kuat dengan hutannya. Hutan bagi mereka adalah penyedia air, tempat hidup satwa, penyedia kayu, hingga tempat mencari rotan.

Danau Tumutan Tujuh, yang berada di Gunung Patah, menjadi sumber mata air bagi tujuh sungai yang mengalir ke wilayah Sumatera Selatan dan Bengkulu.

Sungai-sungai tersebut adalah Sungai Padang Guci, Air Kinal, Air Bengkenang, Air Kendurang di Bengkulu serta Air Endikat, Air Lematang, dan Air Enim di Sumatera Selatan.

Masyarakat Basemah ditugaskan menjaga khusus air Sungai Lematang.

Masyarakat Semende bertugas menjaga Sungai Enim, masyarakat Lahat menjaga Sungai Endikat, dan masyarakat Manna di Bengkulu menjaga empat sungai lainnya.

Jika gagal menjaga sungai-sungai ini, diyakini bahwa Sumatera Selatan dan Bengkulu akan mengalami bencana besar.

Pemerintah daerah dan masyarakat setempat bekerja sama untuk melestarikan adat istiadat dan lingkungan alam Desa Wisata Tebat Benawa.

Melalui program-program pelestarian hutan dan pemberdayaan masyarakat, diharapkan desa ini dapat terus berkembang sebagai destinasi wisata yang berkelanjutan.

asal usul desa tebat benawa pagaralam : desa tertua suku besemah yang masih menjaga tradisi leluhur !                             pagaralam, koranpalpos.com - desa benawa rempasai terletak di dusun tebat benawa dan dusun rempasai, dua dusun yang saling terikat oleh pertalian adat istiadat.
desa wisata ini masuk dalam wilayah administratif kelurahan penjalang kecamatan dempo selatan kota pagaralam provinsi sumatera selatan.
masyarakat hukum adat tebat benawa tersebar di kedua dusun ini dan bersama-sama mengelola hutan adat mude ayek dengan hukum adat setempat.
baca juga:legenda dan keunikan air terjun bedegung di sumatera selatan: kisah tangisan putri dayang rindu !
baca juga:jejak sejarah dan asal usul suku semende di sumatera selatan : siapa syech nurqodim al-baharudin ? 
tebat benawa merupakan salah satu desa tertua suku besemah yang hingga kini tetap menjaga adat istiadat dan tradisi leluhur.
baik dalam kehidupan sosial budaya maupun dalam menjaga kelestarian hutan sebagai sumber penghidupan mereka.
desa wisata ini menyajikan wisata alam dan seni budaya yang memukau.
baca juga:sejarah dan asal usul desa epil : sempat dijuluki daerah 'texas', kini berdiri masjid paling indah di sumsel 
baca juga: kisah kecantikan dayang torek dan ulak lebar : legenda dan asal mula nama kota lubuklinggau !
wisatawan dapat menikmati keindahan alam yang masih alami, hutan adat yang kaya akan keanekaragaman hayati, serta pertunjukan seni budaya yang autentik.
pada tahun 2022, desa wisata tebat benawa dianugerahi penghargaan sebagai desa wisata terbaik se-sumatera selatan, sebuah pencapaian yang menggambarkan keunikan dan keindahan desa ini.
desa wisata tebat benawa rempasai terletak di daerah pegunungan bukit barisan dengan ketinggian rata-rata 1.200 meter di atas permukaan laut.
baca juga:legenda dan asal usul danau rayo di muratara : permata tersembunyi di kawasan hutan lindung sumatera selatan !
baca juga:asal usul dan sejarah kota lubuklinggau sumatera selatan : legenda linggau dan dayang torek !
posisi geografis yang tinggi ini memberikan udara yang sejuk dan pemandangan alam yang menakjubkan, menjadikannya tempat yang ideal untuk wisata alam.
salah satu daya tarik utama desa wisata tebat benawa adalah hutan adat mude ayek, yang mendapat pengakuan sebagai hutan adat pertama di sumatera selatan.
hutan adat seluas 336 hektar ini tidak hanya menjadi sumber mata air sungai lematang, tetapi juga menjadi rumah bagi berbagai satwa langka seperti harimau sumatera, kijang, rusa, tapir, beruang madu, siamang, landak, dan banyak lagi.
baca juga:asal usul dan legenda 4 pendekar : fakta unik di balik kabupaten empat lawang sumatera selatan !
baca juga:asal usul dan fakta banyuasin, calon kabupaten kaya raya di sumatera selatan : tersimpan harta karun 79 ton !
hutan ini diakui dan dilindungi melalui surat keputusan menteri lingkungan hidup dan kehutanan sebagai bagian dari skema perhutanan sosial yang bertujuan melindungi masyarakat hukum adat dan kearifan lokal.
kehidupan adat di tebat benawa sangat kental, dan ini menjadi salah satu daya tarik wisata utama.
setiap tahun, festival hutan adat mude ayek tebat benawa diadakan dengan menampilkan berbagai pertunjukan seni budaya seperti andai-andai, guritan, rejung, tarian adat, seni beladiri kuntau, dan lain-lain.
festival ini tidak hanya mempromosikan budaya lokal, tetapi juga menjaga warisan leluhur agar tetap hidup dan dikenal oleh generasi muda serta wisatawan.
wisatawan yang berkunjung ke desa wisata tebat benawa akan disajikan berbagai kuliner khas besemah seperti lemang, kelicuk, dan kopi petik merah khas besemah.
pengunjung juga dapat mencoba mengenakan pakaian adat besemah lengkap dengan asesorisnya dan mengabadikan momen tersebut dalam foto.
beragam kerajinan tangan dari bambu dan rotan juga tersedia sebagai cendera mata yang bisa dibawa pulang sebagai kenang-kenangan.
desa wisata tebat benawa bukanlah sekadar destinasi wisata alam dan budaya.
adat istiadat yang kaya akan kearifan lokal dan nilai-nilai kehidupan pesan puyang menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari masyarakatnya.
salah satu pesan puyang yang terkenal adalah "dik tau ngiluk’i jangan merusak jadilah," yang bermakna jika tidak bisa berbuat kebaikan kepada orang lain, jangan menjadi penghalang bagi orang banyak.
pesan ini mengajarkan pentingnya menjaga kepentingan bersama dan tidak melakukan perbuatan yang dapat menimbulkan kerusakan.
nama tebat benawa berasal dari sebuah tebat atau kolam yang luasnya sekitar 5 hektar yang dibuat oleh pemerintahan dusun pada tahun 1920.
tebat ini dulunya menjadi sumber air untuk pertanian dan juga menghasilkan banyak ikan bagi masyarakat setempat.
namun, pada awal tahun 1960-an, tebat ini dijadikan pemukiman oleh warga dusun.
masyarakat dusun tebat benawa percaya bahwa mereka adalah keturunan dari atung bungsu, seorang leluhur yang konon pernah merantau hingga ke kerajaan majapahit di jawa sebelum akhirnya kembali ke hulu sungai lematang.
menjaga air tumutan tujuh
masyarakat basemah memiliki ikatan yang kuat dengan hutannya. hutan bagi mereka adalah penyedia air, tempat hidup satwa, penyedia kayu, hingga tempat mencari rotan.
danau tumutan tujuh, yang berada di gunung patah, menjadi sumber mata air bagi tujuh sungai yang mengalir ke wilayah sumatera selatan dan bengkulu.
sungai-sungai tersebut adalah sungai padang guci, air kinal, air bengkenang, air kendurang di bengkulu serta air endikat, air lematang, dan air enim di sumatera selatan.
masyarakat basemah ditugaskan menjaga khusus air sungai lematang.
masyarakat semende bertugas menjaga sungai enim, masyarakat lahat menjaga sungai endikat, dan masyarakat manna di bengkulu menjaga empat sungai lainnya.
jika gagal menjaga sungai-sungai ini, diyakini bahwa sumatera selatan dan bengkulu akan mengalami bencana besar.
pemerintah daerah dan masyarakat setempat bekerja sama untuk melestarikan adat istiadat dan lingkungan alam desa wisata tebat benawa.
melalui program-program pelestarian hutan dan pemberdayaan masyarakat, diharapkan desa ini dapat terus berkembang sebagai destinasi wisata yang berkelanjutan.
upaya ini mencakup rehabilitasi lahan yang rusak, peningkatan kesejahteraan masyarakat, serta promosi budaya dan pariwisata.
dengan potensi alam dan budaya yang dimiliki, desa wisata tebat benawa rempasai diharapkan dapat menjadi contoh bagi desa-desa lain di indonesia dalam mengembangkan pariwisata berbasis adat dan lingkungan.
keberhasilan desa ini dalam menjaga adat istiadat dan kelestarian lingkungan menunjukkan bahwa kearifan lokal dapat menjadi modal penting dalam pembangunan berkelanjutan.
kedepannya, berbagai program dan kegiatan akan terus digalakkan untuk mendukung pariwisata dan pelestarian budaya di desa wisata tebat benawa.
ini termasuk peningkatan infrastruktur, pelatihan bagi masyarakat lokal, serta promosi yang lebih luas agar desa ini dikenal oleh wisatawan domestik maupun mancanegara.
dengan segala keunikan dan keindahan yang dimiliki, desa wisata tebat benawa rempasai menawarkan pengalaman wisata yang berbeda, di mana pengunjung tidak hanya dapat menikmati keindahan alam tetapi juga merasakan kekayaan budaya dan kearifan lokal yang masih terjaga dengan baik.
keberadaan desa ini merupakan bukti bahwa harmoni antara manusia dan alam serta pelestarian adat istiadat dapat menjadi daya tarik wisata yang luar biasa.***

Tag

Share

Koran Terkait

Kembali ke koran edisi Palembang Pos 8 Juni 2024

Berita Terkini

Berita Terpopuler

Berita Pilihan