Satria Balita Terseret Arus Sungai Mesat Belum Juga Ditemukan, Titik Pencarian Diperluas
Alat berat yang diturunkan ke lokasi untuk membersikan aliarn Sungai Mesat dari tumpukan sampah dan rumpun bambu yang tersangkut di dalam sungai. Foto ; ist--
LUBUKLINGGAU, KORANPALPOS.COM - Hingga hari ketiga pencarian, Satria, balita berusia 4 tahun yang terseret arus Sungai Mesat pasca banjir yang melanda Kota Lubuklinggau, masih belum ditemukan. Tim gabungan dari Taruna Siaga Bencana Dinas Sosial (Tagana Dinsos) Lubuklinggau, Kepolisian, dan TNI telah memperluas titik pencarian hingga ke jembatan penghubung RT 09 Cereme Taba - RT 07 Karya Bakti dengan menyusuri Sungai Mesat.
Selain itu, tim gabungan yang diturunkan Pemerintah Kota Lubuklinggau juga telah melakukan pembersihan aliran Sungai Mesat dari tumpukan sampah dan rumpun bambu yang sebelumnya tersangkut dan diduga menyebabkan sungai tersebut meluap hingga mengakibatkan banjir. Meskipun demikian, balita Satria belum juga ditemukan hingga sore hari ini. Pencarian terpaksa dihentikan sementara karena berbahaya dilakukan pada malam hari.
Rifat, salah satu tokoh masyarakat di Karya Bakti, mengatakan bahwa sejak hari pertama pencarian balita malang tersebut terkendala oleh tumpukan sampah yang tersangkut di dalam sungai. "Namun, alhamdulillah, hari ini alat berat sudah sampai di lokasi dan tumpukan sampah, bambu, dan lainnya sudah dibersihkan dari sungai," ujarnya pada Rabu, 5 Juni 2024.
Walau begitu, pencarian masih belum membuahkan hasil karena Satria, balita yang terseret arus tersebut, belum juga ditemukan. "Tim pencarian menghentikan sementara karena hari sudah mulai gelap, besok pagi akan dilanjutkan," jelas Rifat.
BACA JUGA:Begini Kronologis Lakalantas yang Menyebabkan AKP Sudarno Meninggal
BACA JUGA:Heboh Studi Banding ke Bali : Kades di OKU Timur Wajib Setor Jutaan Rupiah !
Sebelumnya, hujan deras yang mengguyur Kota Lubuklinggau, Sumatera Selatan, pada Senin, 3 Juni 2024, sekitar pukul 02.00 WIB, menyebabkan Sungai Mesat meluap hingga terjadi banjir bandang. Akibatnya, ratusan warga terendam dengan ketinggian air mulai dari 30 cm hingga 1.500 cm. Jembatan penghubung antara Kelurahan Wirakarya dan Karya Bakti di Kecamatan Lubuklinggau Timur II pun putus dihantam derasnya banjir bandang.
Saat hujan berhenti pada pagi hari, luapan air Sungai Mesat perlahan mulai surut. Kondisi tersebut membuat warga sibuk mengatasi sisa lumpur dan air yang masuk ke dalam rumah. Kesibukan orang dewasa tersebut dimanfaatkan sebagian anak-anak untuk bermain air, bahkan ada yang mencari ikan karena banyak ikan yang terdampar dan terseret arus.
Tragisnya, Satria bersama kakaknya Alvin (8) turun ke sungai untuk mencari ikan. Naas, Satria terseret arus bersama kakaknya. Alvin berhasil diselamatkan warga, namun Satria hilang tenggelam dan hingga hari ini belum ditemukan. (yat)