Inilah 3 Dosa Francois Letexier : Wasit yang Menyebabkan Timnas Indonesia U-23 Tumbang 0-1 dari Guinea U-23 !
Wasit Francois Letexier yang membuat Timnas Indonesia U-23 tersungkur 0-1 dari Guinea U-23 dengan salah satu keputusan kotroversi memberi kartu merah pelatih Shin Tae-yong-Foto : Dokumen Palpos-
Meskipun demikian, Timnas Indonesia U-23 tetap menunjukkan semangat juang yang tinggi, meskipun akhirnya harus mengakui keunggulan Guinea U-23.
Sementara itu, Ketua Umum PSSI Erick Thohir berterima kasih atas perjuangan para pemain tim nasional Indonesia U-23, yang telah melangkah sampai playoff antar konfederasi untuk memperebutkan satu tiket Olimpiade Paris 2024.
Timnas Indonesia U-23 takluk 0-1 dari Guinea pada pertandingan di di Stade Pierre Pibarot, Clairefontaine-en-Yvelines, Prancis, Kamis. Hasil yang memastikan tim sepak bola Indonesia gagal tampil di Olimpiade tahun ini.
"Kita memang belum berhasil menginjak Olimpiade kali ini. Namun perjalanan panjang dan pencapaian yang ditorehkan para pemain, pelatih, dan ofisial timnas sejak Piala Asia, hingga playoff menunjukkan sepakbola kita punya kualitas untuk tampil di Olimpiade. Saya salut dan kita targetkan Olimpiade berikutnya. Terima kasih untuk perjuangan kalian,” ujar Erick seperti dikutip dari keterangan resmi tertulis yang diterima pewarta.
“Saya sampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya untuk semua yang sudah mendukung. Terutama Pak Presiden Jokowi yang sudah memberikan perhatian yang sangat besar pada Timnas Indonesia. Seluruh pihak dan supporter yang sudah bahu membahu memperkuat Timnas baik secara langsung maupun melalui doa yang tak pernah putus. Terharu sekali melihat begitu besar antusiasme masyarakat Indonesia,” tambahnya.
Perlawanan sengit diperlihatkan oleh Garuda Muda saat melawan wakil Afrika tersebut, bahkan pelatih Shin Tae-yong diusir keluar lapangan oleh wasit karena memprotes penalti kedua yang diberikan kepada Guinea.
Laga kontra Guinea merupakan jalur terakhir tim sepak bola Indonesia menuju Olimpiade Paris 2024.
Dari tiga jalur sebelumnya, yakni finis di tiga besar Piala Asia U-23, Indonesia selalu menemui kegagalan.
Meski belum menembus Olimpiade di kesempatan ketiga ini, Erick tetap mempercayai pada program pematangan timnas yang mengandalkan kualitas talenta muda, pemain naturalisasi, dan training jangka panjang.
"Timnas ini punya generasi emas. Ada Witan Marselino, Rizki Ridho, Ernando, plus pemain naturalisasi. Lalu kita punya blueprint hingga 2045, dan kita konsisten lakukan training jangka panjang. Artinya program yang kita jalankan sudah on the track. Kita akan konsisten dan perbaiki yang masih kurang. Karena bagaimanapun, dengan pencapaian timnas U-23 ini kita punya kebanggaan baru dan terbukti sepakbola makin menyatukan Indonesia," jelas Erick.***