Kekayaan Budaya dan Estetika dalam Tarian Pagar Pengantin: Simbolisasi Pernikahan Adat Melayu

Reporter: Yuli |

Editor: Dahlia |

Selasa , 30 Apr 2024 - 11:03

Irama musik yang sangat merdu-Foto instagram @viennagellry-

PALEMBANG – Dalam upacara adat pernikahan Melayu, tarian Pagar Pengantin bukan hanya sekedar pertunjukan seni, namun lebih merupakan representasi simbolik yang mendalam mengenai nilai-nilai, harapan, dan doa bagi kedua mempelai yang hendak menyatukan hidup mereka.

Tarian ini, yang kaya akan estetika dan filosofis, seringkali menjadi daya tarik utama dalam setiap perhelatan pernikahan adat Melayu, tak terkecuali di berbagai wilayah di Indonesia, seperti Riau, Jambi, dan Sumatera Barat.

Pagar Pengantin secara harfiah berarti 'pembatas pengantin' dan memiliki makna sebagai benteng perlindungan bagi kedua mempelai.

Dalam praktiknya, tarian ini dilakukan oleh beberapa penari yang berfungsi sebagai simbolis 'pagar' atau pelindung bagi pengantin dari segala hal buruk.

Penari yang terlibat dalam tarian ini biasanya adalah kerabat dekat atau teman pengantin yang belum menikah, yang mengenakan pakaian adat yang seragam dan indah.

Tarian ini dimulai dengan kedatangan pengantin di lokasi acara, di mana penari sudah menunggu di pintu masuk.

Mengiringi alunan musik tradisional, penari dengan gerakan yang lembut dan penuh makna akan membentuk barisan dan melakukan serangkaian gerakan tarian yang menggambarkan perlindungan dan doa.

Musik yang mengiringi biasanya adalah perpaduan dari alat musik tradisional seperti kompang, gendang, dan serunai, yang menambah nuansa sakral pada acara tersebut.

Dr. Hamidah, seorang antropolog dan peneliti budaya Melayu di Universitas Indonesia, menjelaskan, “Tarian Pagar Pengantin adalah ekspresi dari doa dan harapan yang mendalam dari keluarga dan masyarakat terhadap pasangan pengantin.

Melalui tarian ini, diharapkan pengantin dapat terlindungi dari segala hal yang tidak diinginkan dan menjalani kehidupan pernikahan yang harmonis serta penuh berkah.”

kekayaan budaya dan estetika dalam tarian pagar pengantin: simbolisasi pernikahan adat melayu                            palembang – dalam upacara adat pernikahan melayu, tarian pagar pengantin bukan hanya sekedar pertunjukan seni, namun lebih merupakan representasi simbolik yang mendalam mengenai nilai-nilai, harapan, dan doa bagi kedua mempelai yang hendak menyatukan hidup mereka.
tarian ini, yang kaya akan estetika dan filosofis, seringkali menjadi daya tarik utama dalam setiap perhelatan pernikahan adat melayu, tak terkecuali di berbagai wilayah di indonesia, seperti riau, jambi, dan sumatera barat.
pagar pengantin secara harfiah berarti 'pembatas pengantin' dan memiliki makna sebagai benteng perlindungan bagi kedua mempelai.
dalam praktiknya, tarian ini dilakukan oleh beberapa penari yang berfungsi sebagai simbolis 'pagar' atau pelindung bagi pengantin dari segala hal buruk.
baca juga:mengenal budaya dan tradisi suku lahat sumatera selatan : warisan berharga dari pegunungan bukit barisan !
baca juga:bulu mata rontok sering dikira ada yang rindu, ternyata ini faktanya
penari yang terlibat dalam tarian ini biasanya adalah kerabat dekat atau teman pengantin yang belum menikah, yang mengenakan pakaian adat yang seragam dan indah.
tarian ini dimulai dengan kedatangan pengantin di lokasi acara, di mana penari sudah menunggu di pintu masuk.
mengiringi alunan musik tradisional, penari dengan gerakan yang lembut dan penuh makna akan membentuk barisan dan melakukan serangkaian gerakan tarian yang menggambarkan perlindungan dan doa.
musik yang mengiringi biasanya adalah perpaduan dari alat musik tradisional seperti kompang, gendang, dan serunai, yang menambah nuansa sakral pada acara tersebut.
baca juga:mengapa mata sering kedutan? ini mitos dan faktanya!
baca juga:tips memakai parfum agar wanginya awet dan tahan lama, auto wangi seharian!
dr. hamidah, seorang antropolog dan peneliti budaya melayu di universitas indonesia, menjelaskan, “tarian pagar pengantin adalah ekspresi dari doa dan harapan yang mendalam dari keluarga dan masyarakat terhadap pasangan pengantin.
melalui tarian ini, diharapkan pengantin dapat terlindungi dari segala hal yang tidak diinginkan dan menjalani kehidupan pernikahan yang harmonis serta penuh berkah.”
unsur dramatik juga sering ditambahkan ke dalam tarian ini, dimana kadang penari akan bersimulasi melindungi pengantin dari 'gangguan' yang diperankan oleh beberapa orang dari kelompok penari.
hal ini semakin memperkaya dimensi tarian tersebut, memberikan pengalaman yang tidak hanya menarik secara visual, namun juga mendalam maknanya.
baca juga:panduan praktis menyetrika baju shimmer dengan benar, pertahankan keindahannya!
baca juga:mengenal rumah ulu : rumah adat suku komering sumatera selatan yang sarat filosofi 
penggunaan aksesori dan kostum dalam tarian ini juga tidak kalah penting. penari biasanya mengenakan pakaian tradisional melayu yang kaya akan hiasan.
wanita memakai kebaya atau baju kurung yang dihiasi dengan songket atau tenun, sementara pria mengenakan baju melayu dengan sampin.
aksesori seperti keris bagi pria dan selendang bagi wanita seringkali menjadi pelengkap yang meningkatkan keindahan visual dari tarian ini.
tarian pagar pengantin tidak hanya bertahan sebagai bagian dari tradisi, namun juga mengalami adaptasi dan inovasi.
di era modern, banyak koreografer yang mencoba memodernisasi gerakan tanpa meninggalkan esensi dan makna aslinya, sehingga tarian ini tetap relevan dan dapat dinikmati oleh generasi muda.
ketika ditanya tentang pentingnya pelestarian tarian ini, firman salim, seorang pendidik seni tari di jakarta, mengatakan, “penting bagi kita untuk terus melestarikan dan menghargai tarian adat seperti pagar pengantin.tarian ini bukan hanya warisan budaya, tapi juga sarana pendidikan karakter dan filosofis yang penting bagi generasi penerus.”
dengan demikian, tarian pagar pengantin tetap menjadi simbol penting dalam pernikahan adat melayu, yang tidak hanya menghibur tetapi juga sarat dengan doa dan harapan.
melalui pelestarian dan inovasi, tarian ini akan terus hidup dan memberikan nilai lebih pada upacara pernikahan, sambil menyampaikan pesan-pesan budaya yang mendalam kepada semua yang menyaksikannya.*