Optimisme Perempuan Menjadi Ibu Sekaligus Pemimpin
Menteri Sosial Tri Rismaharini dalam kunjungannya di Desa Golo Wune, Kecamatan Lamba Leda Selatan, Kabupaten Manggarai Timur-Foto: Istimewa-
Doa yang Menguatkan
Tiada pernah sekalipun Risma mendoakan dirinya menjadi seorang menteri dalam salah satu bagian perjalanan hidupnya.
BACA JUGA:Rinitis tak Kunjung Sembuh, Waspada Multimorbiditas
BACA JUGA:Waspada ! DBD Masih Mengintai Kita
Memimpikannya saja tidak berani, begitulah ia merangkum perasaannya ketika Presiden RI Joko Widodo memberikan amanah baru sebagai Menteri Sosial kepada dirinya.
“Sebetulnya, saya terus-terusan tidak berani. Tapi saya percaya Tuhan yang mengatur itu semua. Jadi saya berdoa saja terus karena saya percaya seorang pemimpin itu sangat berat tanggung jawabnya terutama bukan hanya di dunia, nanti kelak pertanggungjawaban itu pasti akan diminta oleh Tuhan Yang Maha Kuasa,” kata Risma dalam wawancara khusus dengan ANTARA di Jakarta pada Jumat (19/4).
Doa yang menguatkan, itulah yang ia amini dalam setiap langkah kakinya, dalam setiap tanggung jawab yang harus ia kerjakan.
Dengan doa, hatinya teguh dan tekadnya mantap menghadapi setiap situasi sulit ketika harus melakoni peran ganda dalam satu waktu yang bersamaan.
Semasa ia menjabat sebagai Wali Kota Surabaya, ia mengingat betul ada masa ketika harus memboyong sang anak ikut mengunjungi lokasi bencana alam pada saat hari sudah tengah malam dan hujan turun dengan derasnya.
Sementara di lain waktu, ia juga mengajak sang anak dalam kegiatan kerja untuk menanam pohon dan membersihkan sungai di Kota Surabaya.
“Itu mereka lihat, biar mereka juga menghargai bahwa hasil jerih payah yang saya terima ini bukan saya dapatkan dengan cara yang gampang, gitu. Saya harus bekerja keras untuk mendapatkan,” kenangnya.
Dengan doa, ia memiliki kekuatan dan pengertian untuk memahami dirinya sendiri terlebih dahulu sehingga dapat menjadi contoh bagi lingkungannya. Ia mampu berlaku jujur dan disiplin untuk dirinya sendiri dan lingkungannya.
Pasalnya, ia meyakini tindakan yang dilakukan menjadi kalimat ajakan terbaik bagi lingkungan sekitar, termasuk keluarga dan rekan sekerja.
“Jadi, ketika saya meminta staf saya disiplin, maka saya juga harus disiplin. Saya harus punya kekuatan untuk datang paling pagi ke kantor. Jadi bagaimana tanggung jawab saya harus memberikan contoh. Karena sebetulnya saya tidak perlu terlalu banyak ngomong. Dengan melakukan contoh-contoh itu, lingkungan sekitar akan mengikuti dengan sendirinya,” tegasnya
Banyak Peran, Banyak Jalan