Muhammadiyah Lebih Dulu Tetapkan Awal Puasa dan Lebaran Dibandingkan NU: Mengapa Terjadi?
Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir-Foto: Screenshot akun youtube @muhammadiyah channel-
PALEMBANG - Setiap tahun, masyarakat Indonesia selalu menanti penetapan awal puasa dan lebaran dari dua organisasi Islam terbesar di Indonesia, Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama (NU).
Namun, seringkali Muhammadiyah lebih dulu menetapkan awal puasa dan lebaran dibandingkan NU.
Fenomena ini telah menjadi perhatian yang menarik, memunculkan pertanyaan mengapa hal ini terjadi.
Mari kita telaah lebih dalam.
1.Metode Perhitungan
Salah satu faktor utama yang membedakan penetapan awal puasa dan lebaran antara Muhammadiyah dan NU adalah metode perhitungan yang mereka gunakan.
BACA JUGA:Peringatan Dini BMKG : Hujan Lebat Mengancam Sejumlah Daerah di Indonesia, Palembang ?
BACA JUGA:PENGUMUMAN : Pemerintah Resmi Tetapkan Awal Ramadhan 1445 Hijriyah pada 12 Maret 2024
Muhammadiyah cenderung mengutamakan hisab (perhitungan astronomi), sementara NU lebih mengacu pada rukyah (pengamatan langsung bulan).
Pendekatan ini menjadi pembeda utama dalam penetapan awal bulan Ramadan dan Syawal.
2. Interpretasi Terhadap Hadis
Muhammadiyah dan NU memiliki interpretasi yang berbeda terhadap hadis terkait dengan penentuan awal bulan Ramadan dan Syawal.
Muhammadiyah cenderung mengacu pada hadis yang menegaskan perhitungan ilmiah dan matematis, sementara NU lebih mempertimbangkan hadis yang menekankan pengamatan bulan secara langsung.
3. Kecepatan Pengumuman