Makan Siang Gratis, Kapan Realisasinya?

Ilustrasi program makan siang gratis pasangan Prabowo-Gibran-Foto: Istimewa-

Seperti balita sebanyak 22,3 juta, anak TK 7,7 juta, SD 28 juta, dan Madrasah hingga SMP 12,5 juta.

Selain itu Airlangga juga menjelaskan pelaksanaan program ini bisa dilakukan pada tahun 2025 mendatang.

"Sesudah ini bisa dilaksanakan tahun depan sesuai dengan tahapan-tahapan yang tadi saya sampaikan," katanya.

BACA JUGA:PKS Prabumulih Diprediksi Raih 4 Kursi Dewan

BACA JUGA:Pentingnya Asupan Makanan Sehat bagi Pasien Kanker

Ketua Umum Partai Golkar ini juga menjelaskan alasan pemerintahan Joko Widodo memasukkan program makan siang gratis dalam RAPBN 2025 mendatang.

Menurutnya hal itu supaya program bisa dilakukan dengan lancar pada tahun 2025 mendatang.

"Kita kan minta arahan pak Presiden Joko Widodo bahwa pemerintahan itu berlanjut. keberlanjutan. oleh karena itu program yang memerlukan anggaran itu dipersiapkan di inmark di RAPBN 2025. Karena nanti pelaksanaan RAPBN adalah pemerintah mendatang supaya bisa berjalan lancar," jelasnya.

Tampaknya tak butuh lama untuk mewujudkan program pasangan calon yang sementara meraup suara terbanyak, untuk masuk dalam Rencana Kerja Pemerintah (RKP).

Namun, belum lagi program tersebut dijalankan, sejumlah tudingan pun muncul yang menyangsikan program makan siang tersebut hanya menguntungkan pihak-pihak tertentu.

Sebenarnya ada contoh sukses penerapan makan siang gratis yang sudah dijalankan oleh Pemerintah, tepatnya Badan Pangan Nasional (Bapanas) sejak 2023, yakni di Desa Beragam, Bergizi, Seimbang, dan Aman (B2SA). Melalui program tersebut, Pemerintah tidak hanya memberikan edukasi gizi kepada masyarakat dan menggerakkan ekonomi masyarakat, tetapi juga memberdayakan masyarakat.

Salah satu kegiatan yang dilakukan dalam program B2SA adalah makan siang gratis yang ditujukan kepada penerima manfaat yang terdiri atas anak stunting, gizi kurang, anak dengan gizi buruk, calon pengantin, ibu hamil, dan ibu menyusui.

Makan siang tersebut diberikan pada penerima manfaat dan dilakukan secara bersama-sama di rumah pangan yang disediakan.

Untuk tahap awal terdapat 40 orang penerima manfaat di setiap desa.

Uniknya dalam program Desa B2SA tersebut menu disusun oleh kader Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) dan pendamping, yang disesuaikan dengan potensi pangan setempat.

Para kader PKK diajarkan untuk menyusun menu B2SA yang memenuhi kaidah gizi seimbang, terpenuhi sumber karbohidrat, vitamin dan mineral.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan