Kabut Asap Makin Pekat, Jarak Pandang Mulai Terdampak

--

BACA JUGA:LAPSUS : Dinasti Politik atau Mewakili Milenia ?

Dia menerangkan hingga saat ini belum pernah terjadi kecelakaan lalu lintas perairan Sungai Musi meskipun jarak pandang pengemudi terhalang dan hanya berjarak lima hingga sepuluh meter. Kendati demikian kecelakaan dan hal yang tidak diinginkan bisa saja terjadi apabila pengemudi kapal tetap melaju kencang di tengah kabut asap apabila tidak mengurangi lajunya kecepatan.

Sementara itu Efran seorang pengemudi speedboat mengatakan dengan adanya permasalahan kabut asap ini meskipun tak ada kaitannya dengan jumlah penumpang, namun ia khawatir dengan kecelakaan lalu lintas perairan.

Menurutnya jarak pandang di Sungai Musi saat ini hanya sekitar lima hingga sepuluh meter."Jarak pandang terganggu dari wilayah Jalur, Banyuasin hingga ke Kota Palembang karena kabut asap ini sangat tebal. Kami hanya bisa melihat lima hingga 10 meter," katanya.

Ia berharap kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Sumsel cepat berakhir sehingga kabut asap tidak lagi mengganggu udara Kota Palembang dan alur perairan Sungai Musi.

Sedangkan berdasatkan data Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Ogan Ilir (OI),  kondisi cuaca per 31 Oktober 2023 berada di warna merah dengan keterangan, artinya  sangat tidak sehat.

Perdi salah seorang masyarakat Ogan Ilir berharap agar bencana kabut asap ini dapat segera berakhir. "Semoga ada hujan deras yeng mengguyur dan cuaca kita kembali baik," dirinya katanya. Dirinya berharap pemerintah dapat lebih jeli dan terus berupaya melakukan pemadaman Karhutlah.

"Sebagai rakyat, kita menaruh harap agar pemerintah dapat sebaik mungkin dalam melakukan pemadaman," katanya. Sedangkan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Ogan Komering Ilir (OKI) menginformasikan, jika kondisi udara atau Indeks Standar Pencemar Udara (ISPU) di wilayah OKI mengalami naik turun.

"Kondisi udara atau ISPU saat ini naik turun di kisaran antara kategori Baik dan Sedang," ungkap Kepala DLH OKI, Aris Panani, Selasa (31/10).  Ia menambahkan, kondisi itu berdasarkan ISPU dari alat AQMS (Air Quality Monitoring System) atau sistem pemantauan kualitas udara DLH OKI. Dalam setiap jam berubah antara baik dan sedang.

"ISPU di wilayah OKI per hari ini pada pukul 15.00 WIB (kemarin,red) terpantau berada pada angka 40 atau dalam kategori baik. Dalam kategori ini, masyarakat masih boleh melaksanakan aktivitas di luar," ujarnya.

Dikatakannya lagi, meski saat ini masuk dalam kategori Baik, namun sebelumnya kondisi udara di wilayah Kabupaten OKI pernah mencapai kategori Tidak Sehat. "Kategori Tidak Sehat ini ialah tingkat kualitas udara yang bersifat merugikan pada manusia, hewan dan tumbuhan. Dalam kondisi tersebut, untuk langkah yang harus dilakukan sudah diatur dalam Permen LHK," tuturnya.

Masih kata Aris, dimana masyarakat dihimbau diantaranya bagi kelompok sensitif, boleh melakukan aktivitas di luar tetapi mengambil rehat lebih sering dan menyimpan obat asma.

"Kemudian, bagi penderita penyakit jantung : gejala seperti palpitasi/jantung berdetak lebih cepat, sesak nafas, atau kelelahan yang tidak biasa mungkin mengindikasikan masalah serius," imbuhnya. Selanjutnya, setiap orang dihimbau untuk mengurangi aktivitas fisik yang terlalu lama di luar ruangan.

"Harapan kita, semoga masyarakat tidak membuka lahan dengan cara membakar, sehingga tidak ada lagi karhutla. Lalu, disegerakannya musim kemarau sehingga memasuki musim penghujan dan musim buah," tutupnya. 

Sementara Ilham, salah seorang warga Kota  Palembang mengatakan, jika kabut asap di Palembang khususnya masih sangat pekat. Hari ini (31/10), saya kabut asap menyelimuti Kota Palembang dari  hingga siang hari sampai sekitar pukul 10.00 WIB. Namun sore harinya kembali berkabut.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan