BRIN Siapkan Kajian Redenominasi, Pemerintah Genjot Likuiditas dan Proyeksi Kredit Menguat Awal 2026
Pengamat mata uang dan komoditas Ibrahim Assuaibi menilai penguatan kurs rupiah dipengaruhi kenaikan ekspektasi pemangkasan suku bunga Federal Reserve (The Fed)-Foto : ANTARA-
Adapun pemerintah telah menempatkan dana senilai Rp200 triliun di empat bank anggota Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) dan Bank Syariah Indonesia (BSI).
Per 31 Oktober 2025, dana tersebut yang telah disalurkan dalam bentuk kredit senilai Rp188 triliun.
Kemudian, pada 10 November 2025, pemerintah kembali menempatkan dana senilai Rp76 triliun ke Himbara dan Bank Jakarta, dengan rincian senilai Rp25 triliun masing-masing untuk BRI, Mandiri, BNI, serta senilai Rp1 triliun untuk Bank Jakarta.
Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa dalam konferensi pers APBN KiTa Edisi November 2025, di Jakarta, Kamis, menyampaikan bahwa penempatan dana pemerintah di perbankan telah menunjukkan dampak yang positif hingga November 2025.
Menurut Purbaya, penempatan dana di perbankan merupakan bentuk komitmen pemerintah dalam menjaga likuiditas dan transmisi kredit yang optimal.
Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa optimistis pertumbuhan kredit perbankan bisa tumbuh mendekati double digit pada Januari 2026 mendatang, seiring langkah pemerintah yang kembali menempatkan dana Rp76 triliun ke perbankan untuk mendorong percepatan penyaluran kredit ke sektor riil.
Menurutnya, dampak injeksi likuiditas baru akan terlihat lebih jelas mulai Desember 2025, sebelum menguat lebih signifikan pada awal tahun mendatang.
Usai konferensi pers APBN KiTa Edisi November 2025 di Jakarta, Menkeu Purbaya menjelaskan perlambatan kredit perbankan yang terjadi beberapa bulan terakhir bukan indikasi pelemahan fundamental, melainkan dinamika normal yang turut dipengaruhi perlambatan pertumbuhan uang.
"Kita lihat kan, tadinya (kredit) naik, agak turun sedikit karena uangnya pertumbuhannya melambat juga, dari 13 (persen) turun ke 7 (persen). Makanya saya injek lagi Rp76 triliun tadi untuk mendorong lagi," kata Menkeu Purbaya.
Ia menegaskan proses transmisi likuiditas membutuhkan waktu, termasuk melalui mekanisme proses efek pengganda uang atau money multiplier effect di perbankan.
"Tapi yang jelas kita lihat nanti trennya seperti apa ke depan. Kalau saya pikir sih akan lebih kuat lagi ke depan, karena kalau kita lihat ekonomi sudah mulai kelihatan (membaik) di mana-mana kan," ucap Menkeu.
Adapun pemerintah sebelumnya telah menempatkan dana Rp200 triliun di bank anggota Himpunan Bank Milik Negara (Himbara).
Kemudian per 10 November 2025 pemerintah kembali menempatkan dana Rp76 triliun ke Himbara dan Bank Jakarta, masing-masing Rp25 triliun untuk BRI, Mandiri, dan BNI serta Rp1 triliun untuk Bank Jakarta.
Penempatan dana tersebut memperkuat likuiditas domestik, tercermin dari pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) yang stabil di level 11,5 persen pada Oktober 2025.
Namun, pertumbuhan kredit justru melambat menjadi 7,36 persen secara tahunan (yoy), dibandingkan 7,7 persen (yoy) pada bulan sebelumnya. (ant)