Congklak, Permainan Tradisional Indonesia yang Tetap Hidup di Tengah Arus Modernisasi
Congklak, Permainan Tradisional Indonesia yang Tetap Hidup di Tengah Arus Modernisasi-foto : tangkapan layar ig, kios_rongsokan--
UNIK, KORANPALPOS.COM - Indonesia kembali menyoroti kekayaan budayanya melalui permainan tradisional yang tak lekang oleh waktu salah satunya congklak.
Permainan yang dikenal di berbagai daerah dengan nama berbeda seperti dakon di Jawa dan mokaotan di Sulawesi kini menjadi sorotan lantaran popularitasnya kembali meningkat di kalangan generasi muda.
Congklak adalah permainan papan berlubang yang biasanya terbuat dari kayu dengan 14 lubang kecil dan 2 lubang besar sebagai penyimpanan.
Setiap lubang kecil diisi biji-bijian umumnya kerikil kecil, cangkang kerang atau biji sawo yang akan dipindahkan secara berputar oleh pemain.
BACA JUGA:Pesona Kain Palembang : Warisan Tekstil Nusantara yang Tetap Bersinar di Era Modern
BACA JUGA:Anggur Muscat, Si Manis Aromatik dengan Sejarah Panjang di Dunia Anggur
Meski terlihat sederhana congklak membutuhkan strategi, ketelitian dan perhitungan yang cermat untuk memenangkan permainan.
Di tengah gempuran gadget dan permainan digital sejumlah komunitas dan sekolah mulai kembali memperkenalkan congklak sebagai sarana edukasi sekaligus pelestarian budaya.
Banyak festival budaya daerah yang kini memasukkan congklak sebagai salah satu perlombaan untuk menarik minat anak-anak maupun orang dewasa.
Upaya pelestarian juga datang dari platform digital, di mana permainan congklak kini sudah tersedia dalam bentuk aplikasi dan gim online.
BACA JUGA:Keberagaman Budaya Indonesia, Warisan Tak Ternilai yang Terus Hidup di Tengah Modernisasi
BACA JUGA:Asal Usul Kue Cenil, Camilan Tradisional Warna-Warni dari Jawa yang Melegenda
Meski formatnya berubah nilai budaya yang dibawa tetap menjadi jembatan bagi generasi sekarang untuk mengenal tradisi masa lalu.
Dengan meningkatnya minat masyarakat terhadap permainan-permainan tradisional, congklak diprediksi akan terus bertahan sebagai salah satu simbol kekayaan budaya Indonesia.
Para pelaku budaya berharap permainan ini tidak hanya menjadi nostalgia tetapi juga menjadi bagian dari identitas bangsa yang terus diwariskan lintas generasi.*