Asal Usul Kue Cenil, Camilan Tradisional Warna-Warni dari Jawa yang Melegenda

Asal Usul Kue Cenil, Camilan Tradisional Warna-Warni dari Jawa yang Melegenda-foto : tangkapan layar ig,--

UNIK, KORANPALPOS.COM - Kue cenil dengan bentuknya yang mungil, kenyal dan warna-warni cerah menjadi salah satu jajanan tradisional yang masih digemari hingga kini.

Kue ini sering ditemukan di pasar-pasar tradisional di berbagai daerah Indonesia terutama di Pulau Jawa.

Namun, tak banyak yang mengetahui bahwa cenil memiliki sejarah panjang dan merupakan warisan kuliner khas Jawa yang sarat makna budaya.

Asal mula kue cenil diyakini berasal dari daerah Jawa Tengah dan Jawa Timur.

BACA JUGA:Kue 8 Jam, Kuliner Khas Palembang dengan Proses Memasak yang Unik dan Legendaris

BACA JUGA:3 Kabupaten Penghasil Ikan Patin Terbesar di Sumatera Selatan : Juaranya Bukan Banyuasin !

Dalam tradisi masyarakat Jawa, cenil termasuk dalam golongan jajanan pasar yang sering disajikan dalam acara selamatan, kenduri atau hajatan.

Nama “cenil” sendiri konon diambil dari kata dalam bahasa Jawa yang berarti centil atau genit, menggambarkan tampilannya yang cantik, menarik perhatian dan berwarna cerah.

Bahan utama cenil cukup sederhana yaitu tepung tapioka atau tepung kanji yang menghasilkan tekstur kenyal khas.

Adonan biasanya diberi pewarna alami seperti daun suji atau pandan untuk warna hijau, ubi ungu untuk warna ungu dan pewarna merah muda dari ekstrak buah atau bahan alami lainnya.

BACA JUGA:Henna Tangan: Seni Hias Tradisional yang Kembali Jadi Tren Modern

BACA JUGA:Oleh-Oleh Khas Bali, Pesona Tiada Habisnya untuk Dibawa Pulang Wisatawan

Setelah direbus hingga mengapung, cenil kemudian digulingkan ke dalam parutan kelapa agar tidak lengket dan memberi rasa gurih.

Biasanya, kue ini disajikan dengan taburan gula merah cair atau kelapa manis parut yang menambah cita rasa legitnya.

Kue cenil tidak hanya dikenal karena rasanya yang manis dan teksturnya yang kenyal tetapi juga karena filosofi yang terkandung di dalamnya.

Warna-warninya yang beragam melambangkan keceriaan dan keberagaman hidup masyarakat Jawa sementara tekstur kenyalnya melambangkan semangat pantang menyerah dan ketahanan dalam menghadapi kehidupan.

BACA JUGA:Lukisan Abstrak : Ekspresi Bebas Tanpa Batas dalam Dunia Seni

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan