Masa Depan Beras SPHP: Dari Subsidi ke Ketahanan Pangan Berkeadilan

Masa Depan Beras SPHP: Dari Subsidi ke Ketahanan Pangan Berkeadilan-Foto : ANTARA-

Model kemitraan berbasis wilayah dapat memperkuat ketahanan pangan di level akar rumput sekaligus mendorong pemberdayaan ekonomi lokal.

Program SPHP, jika dikelola dengan transparan dan inovatif, bukan hanya mampu menjaga harga beras, tetapi juga menjadi alat transformasi sistem pangan Indonesia.

Dari sisi produksi, pemerintah dapat menjadikan data SPHP sebagai dasar perencanaan impor atau pembelian gabah dalam negeri secara lebih presisi.

Dari sisi distribusi, pemanfaatan teknologi logistik bisa mempercepat pengiriman tanpa menimbulkan disparitas harga antarwilayah.

Dari sisi sosial, SPHP bisa menjadi simbol solidaritas nasional: bagaimana negara hadir di tengah rakyatnya melalui pangan yang terjangkau dan bermutu.

Dalam konteks itu, masa depan program Beras SPHP bergantung pada dua hal utama: efektivitas kebijakan dan kepercayaan publik. Tanpa keduanya, program ini hanya akan menjadi rutinitas administratif yang kehilangan makna.

Namun, bila dijalankan dengan tata kelola yang modern, transparan, dan berbasis data, SPHP bisa menjadi model baru ketahanan pangan nasional.

SPHP bukan hanya menjamin ketersediaan beras, tetapi juga menghadirkan kepastian dan keadilan bagi seluruh warga.

Karena pada akhirnya, yang paling dibutuhkan dari sebuah program pangan bukan sekadar beras murah, melainkan jaminan bahwa setiap butir yang dikonsumsi rakyat adalah hasil dari sistem yang adil, efisien, dan berpihak pada kesejahteraan bangsa.

*) Penulis adalah Entang Sastraatmadja, Ketua Dewan Pakar DPD HKTI Jawa Barat.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan