Kasus Bullying Siswi SMP di Muratara Resmi Naik ke Penyidikan, Polisi Persiapkan Hal Ini!
Sekelompok pelajar yang melakukan perundungan (bullying) terhadap teman sebayanya. (Foto hanya ilustrasi)-Foto : Dokumen Palpos-
BACA JUGA:Isbat Nikah Massal Warnai HUT ke-24 Kota Prabumulih, 245 Pasangan Resmi Diakui Negara
“Diversi ini juga merupakan hasil rekomendasi dari Balai Pemasyarakatan (Bapas). Dari Bapas sudah mengeluarkan rekomendasi agar dilakukan diversi. Jadwalnya sedang kami tentukan. Berhasil atau tidaknya nanti tergantung hasil mediasi, tapi diversi tetap wajib dilakukan,” terangnya.
Terkait posisi pelaku yang berinisial C, pihak kepolisian memastikan bahwa pelaku saat ini diamankan di Polres Muratara.
“Pelaku bukan kami tahan, tapi dia sendiri meminta untuk diamankan karena masih takut. Kalau dia ingin pulang, silakan. Kami hanya menjaga situasi agar tetap kondusif,” ujarnya.
BACA JUGA:Lewat Kadarkum 2025, Herman Deru Tekankan Pentingnya Pendidikan Kesadaran Hukum di Sekolah
BACA JUGA:Gubernur Herman Deru Tegaskan Komitmen Dukung Pembangunan Jalan Khusus Batubara di Sungai Lilin
Kasat juga menegaskan bahwa penanganan kasus ini dilakukan dengan mengacu pada aturan hukum yang berlaku, khususnya Pasal 9 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Anak.
“Anak yang belum berusia 14 tahun hanya dapat dikenai tindakan, bukan pidana. Jadi kami sepenuhnya mengacu pada undang-undang,” tegasnya.
Saat ini, baru satu pelaku yang dilaporkan, sesuai hasil gelar perkara yang telah dilakukan penyidik.
“Kasus ini sudah naik ke tahap penyidikan dan kami sudah mengirimkan SPDP (Surat Pemberitahuan Dimulainya Penyidikan) ke Kejaksaan. Jika diversi tidak berhasil, maka proses hukum akan dilanjutkan sesuai prosedur,” pungkasnya.
Seperti diketahui sebelumnya, pasca kejadian Sabtu, 18 Oktober 2025, kasus bullying ini sempat viral di media sosial dan membuat heboh warga Muratara dan sekitarnya.
Dalam video yang beredar luas di media sosial itu, terlihat seorang siswi berinisial S menjadi korban kekerasan fisik dan verbal oleh temannya sendiri yang berinisial C.
Ironisnya, S sama sekali tidak melakukan perlawanan saat dipukul dan dicaci maki oleh pelaku.
Sementara sejumlah teman yang berada di lokasi hanya menonton tanpa ada yang mencoba menghentikan aksi tersebut.
Bahkan, beberapa di antara mereka terdengar bersorak dan merekam kejadian itu seolah menjadi tontonan yang menghibur.