Dodol Ketan Khas Sunda: Cita Rasa Tradisional yang Melegenda

Dodol ketan, manis legit khas Sunda yang sarat makna budaya dan jadi kebanggaan kuliner Nusantara-foto:Istimewa-
BACA JUGA:Cakwe, Camilan Goreng yang Gurih dan Selalu Bikin Rindu
Prosesnya cukup panjang dan membutuhkan tenaga ekstra, sehingga sering dilakukan secara bersama-sama.
Bahan utama dodol ketan terdiri dari beras ketan, santan kelapa, dan gula aren asli.
Langkah pertama adalah merendam beras ketan hingga lembut, kemudian dimasak dengan santan dan gula aren di dalam kuali besar.
Adonan dodol harus terus diaduk selama berjam-jam agar tidak gosong dan menghasilkan tekstur yang lembut.
Proses pengadukan ini biasanya memakan waktu antara 6 hingga 8 jam.
Kesabaran dalam mengaduk adonan adalah kunci untuk mendapatkan dodol yang kenyal, manis, dan tahan lama.
Tidak heran jika kegiatan ini sering melibatkan banyak orang dengan sistem bergantian.
Dodol ketan khas Sunda memiliki beberapa keunikan yang membedakannya dari jenis dodol daerah lain, seperti dodol Garut yang lebih terkenal di tingkat nasional.
Dodol ketan biasanya berwarna cokelat keemasan karena penggunaan gula aren asli. Rasanya legit, gurih, dan memiliki aroma harum dari santan kelapa.
Selain itu, dodol ketan biasanya tidak menggunakan bahan pengawet sehingga lebih sehat untuk dikonsumsi.
Bentuknya bisa berupa potongan kecil persegi maupun gulungan, yang kemudian dibungkus daun pisang kering agar lebih awet dan mudah dibawa.
Di Jawa Barat, dodol ketan bukan sekadar makanan ringan, tetapi juga bagian dari identitas budaya.
Setiap perayaan adat Sunda hampir selalu menyertakan dodol sebagai suguhan utama.
Bahkan, di beberapa daerah seperti Garut, Tasikmalaya, dan Ciamis, dodol ketan telah menjadi ikon wisata kuliner yang mampu menarik perhatian wisatawan lokal maupun mancanegara.