Kue Apem, Kue Tradisional yang Sarat Makna dan Rasa
Kue Apem, Kue Tradisional yang Sarat Makna dan Rasa-foto : tangkapan layar ig,--
BACA JUGA:Resep Ikan Mujair Goreng Sambal Seruit, Hidangan Tradisional yang Menggugah Selera
Dalam budaya Jawa, apem kerap disajikan dalam acara selamatan atau upacara adat.
Nama "apem" sendiri dipercaya berasal dari kata Arab "afwun" yang berarti ampunan.
Karena itu, kue ini sering digunakan sebagai simbol permohonan maaf dan doa untuk keberkahan.
Tradisi ini masih bisa ditemui dalam acara seperti syukuran desa, kenduri hingga saat menyambut bulan Ramadan.
BACA JUGA:Es Alpukat Kocok, Minuman Kekinian Segar Kaya Nutrisi
BACA JUGA:Agar Semangka, Si Unik yang Disukai Anak
Di Bali, kue apem juga menjadi bagian dari sajian upacara keagamaan Hindu.
Apem dipersembahkan sebagai wujud syukur atas rezeki yang diterima sekaligus doa agar keluarga selalu diberkahi.
Di beberapa daerah lain di Indonesia, apem bahkan dibuat dalam jumlah besar saat perayaan tertentu untuk dibagikan kepada tetangga dan kerabat melambangkan kebersamaan serta rasa saling berbagi.
Meski zaman semakin modern, keberadaan kue apem tetap terjaga.
BACA JUGA:Lontong, Pelengkap Wajib dalam Hidangan Sate yang Tak Terpisahkan
BACA JUGA:Gado-Gado, Hidangan Legendaris Indonesia yang Tak Lekang oleh Waktu
Di pasar tradisional, apem masih menjadi jajanan yang dicari banyak orang terutama pada hari-hari tertentu menjelang perayaan adat.
Bahkan kini, sejumlah usaha kuliner mencoba mengemas apem dengan sentuhan kekinian baik dari segi tampilan maupun varian rasa sehingga bisa menarik minat generasi muda yang mulai terbiasa dengan makanan instan.
Kehadiran kue apem membuktikan bahwa kuliner tradisional Indonesia tidak hanya sekadar hidangan tetapi juga media pelestarian budaya.
Melalui kue sederhana ini, nilai-nilai seperti kebersamaan, doa dan penghormatan terhadap leluhur tetap hidup dari generasi ke generasi.
BACA JUGA:Aneka Olahan Wortel, Si Oranye Sehat yang Jadi Favorit di Meja Makan