Membangun Ekosistem Olahraga Lari di Indonesia: Dari Tren Gaya Hidup hingga Jakarta Running Festival 2025

Terbangunnya ekosistem olahraga lari di Indonesia-Foto : ANTARA-

KORANPALPOS.COM - Olahraga lari sedang mengalami transformasi besar di Indonesia.

Dulu, berlari kerap hanya dipandang sebagai aktivitas sederhana untuk menjaga kebugaran, dilakukan secara individual tanpa banyak persiapan. Kini, tren itu berubah cepat.

Lari berkembang menjadi bagian dari gaya hidup sehat, sarana ekspresi diri, dan arena pembuktian mental serta fisik.

Fenomena ini terlihat semakin kuat menjelang Jakarta Running Festival (JRF) 2025, di mana ratusan pelari pemula bersiap menorehkan debut mereka dalam ajang Virgin Marathon.

BACA JUGA:Jaga Kesehatan Otak dan Penyakit Autoimun dengan Ikan Salmon

BACA JUGA:Atasi Perut Kembung dengan Soda Susu

Di balik semangat itu, lahir kesadaran bersama bahwa keberhasilan pelari tidak hanya soal individu, tetapi juga tentang hadirnya ekosistem lari yang sehat, inklusif, dan berkelanjutan.

Membangun ekosistem semacam itu memerlukan dukungan banyak pihak.

Bukan hanya pelari yang bekerja keras, tetapi juga peran pelatih profesional, pakar medis, penyedia fasilitas, komunitas, hingga korporasi yang melihat olahraga sebagai bagian dari investasi sosial.

Kehadiran program pelatihan seperti Le Minerale Running Squad menjadi salah satu contoh inisiatif yang mempertemukan semua unsur tersebut dalam satu ruang kolaborasi.

BACA JUGA:Cegah Asma dan Bronkitis dengan Daging Kodok

BACA JUGA:Vaksinasi Campak Aman, Dokter Bantah Bisa Menyebabkan Kecacatan pada Anak

Meski diinisiasi oleh pihak swasta, semangatnya jauh melampaui kepentingan komersial.

Intinya adalah memastikan para pelari, terutama pemula, mendapatkan pembekalan yang tepat agar perjalanan mereka menuju garis finish lebih aman, efektif, dan penuh makna.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan