Walikota Prabumulih Tegaskan Pentingnya Sinergi Daerah dan Pusat dalam Penyusunan Regulasi Penanggulangan

Walikota Prabumulih H Arlan (tengah) membuka FGD penyusunan regulasi penanggulangan bencana-foto:dokumen palpos-

KORANPALPOS.COM - Upaya membangun ketahanan daerah menghadapi potensi bencana kembali menjadi perhatian serius Pemerintah Kota Prabumulih.

Walikota Prabumulih, H Arlan, menegaskan perlunya sinergi kuat antara pemerintah daerah dan pemerintah pusat dalam merumuskan regulasi yang komprehensif dan aplikatif untuk menghadapi berbagai ancaman bencana, baik bencana alam maupun non-alam.

Hal tersebut disampaikan Walikota saat membuka kegiatan Focus Group Discussion (FGD) penyusunan regulasi penanggulangan bencana pada Selasa, 19 Agustus 2025, yang berlangsung di Ruang Rapat Lantai I Pemkot Prabumulih.

BACA JUGA:Torehkan Prestasi Gemilang PEP Prabumulih Field Catat Lonjakan Produksi Minyak dan Gas Tembus 935 Persen

BACA JUGA:Personil Polres OKU Donorkan Darah Sukarela untuk Warga di RSUD

Dalam sambutannya, H Arlan menekankan bahwa forum FGD ini bukan sekadar kegiatan formal, tetapi bagian penting dari strategi daerah dalam memperkuat kesiapsiagaan menghadapi ancaman bencana.

“Harapan kita, dari FGD ini akan dirumuskan aturan yang jelas, komprehensif, dan dapat langsung diaplikasikan di lapangan. Sehingga, bila terjadi bencana, kita tidak hanya siap secara administratif, tapi juga mampu bergerak cepat, tepat, dan terkoordinasi bersama masyarakat,” tegas Walikota.

Menurut Walikota, melalui penyusunan regulasi ini, Pemkot Prabumulih menegaskan komitmennya untuk membangun sistem penanggulangan bencana yang lebih tangguh, responsif, dan berkelanjutan.

BACA JUGA: Teddy Dapat Penghargaan Dari PN Baturaja

BACA JUGA: Waspada Penipuan Mengatasnamakan Bupati dan Wakil Bupati Muba

Langkah ini diharapkan mampu memberikan perlindungan optimal bagi masyarakat sekaligus meningkatkan kesiapsiagaan daerah dalam menghadapi kondisi darurat.

Sebagai daerah yang berada di Provinsi Sumatera Selatan, Prabumulih memiliki potensi menghadapi berbagai jenis bencana, mulai dari kebakaran hutan dan lahan (karhutlah), banjir, angin puting beliung, hingga bencana non-alam seperti kebakaran pemukiman atau insiden industri.

Kota Prabumulih, yang juga menjadi wilayah operasional industri migas, tidak terlepas dari potensi risiko bencana industri, seperti kebocoran pipa minyak, ledakan, hingga pencemaran lingkungan.

BACA JUGA:Muba Bakal Terima Penghargaan Swasti Saba

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan