Refleksi Kemerdekaan RI: Mewujudkan Kedaulatan Digital, Telekomunikasi

Ilustrasi warga menggunakan perangkat elektronik untuk berbelanja secara daring di Palangka Raya, Kalimantan Tengah, Selasa (6/2/2024)-Foto : ANTARA-

Kemerdekaan digital adalah bentuk perjuangan baru yang harus dihadapi oleh generasi Indonesia, saat ini.

Bung Karno pernah berkata bahwa “Kemerdekaan hanyalah jembatan emas”, yang harus dilalui untuk mencapai masyarakat adil dan makmur.

Dalam konteks digital, jembatan emas itu adalah penguasaan teknologi dan informasi.

Dalam buku “Indonesia dalam Arus Sejarah Teknologi” karya Prof Dr Taufik Abdullah, disebutkan bahwa bangsa yang tidak menguasai teknologi akan selalu tertinggal dan tergantung pada bangsa lain.

Kemerdekaan sejati hanya bisa dicapai jika Indonesia mampu berdiri di atas kekuatan teknologinya sendiri.

Salah satu contoh nyata adalah proyek pembangunan satelit Satelit Republik Indonesia (SATRIA), yang bertujuan untuk menyediakan akses internet ke daerah terpencil.

Meskipun proyek ini menunjukkan komitmen pemerintah terhadap kedaulatan telekomunikasi, tantangan tetap ada dalam hal penguasaan teknologi satelit dan pengelolaan spektrum frekuensi.

Contoh lain adalah dominasi perusahaan asing dalam ekosistem digital Indonesia.

Banyak aplikasi populer yang digunakan masyarakat Indonesia berasal dari luar negeri, dan data pengguna disimpan di server asing.

Hal ini menimbulkan risiko kebocoran data dan ketergantungan sistemik yang bertentangan dengan semangat kedaulatan.

Prof Dr Ir Heru Sutadi, seorang akademisi dan praktisi telekomunikasi, menyatakan bahwa kedaulatan digital bukan hanya soal teknologi, tetapi juga soal kebijakan dan kesadaran nasional.

Ia menekankan pentingnya membangun ekosistem teknologi lokal yang kuat, mulai dari riset, pendidikan, hingga industri.

Dalam bukunya “Strategi Nasional Teknologi Informasi”, Prof Heru menulis bahwa negara yang tidak memiliki strategi digital akan menjadi pasar bagi produk asing, bukan produsen.

Ia mengajak pemerintah dan masyarakat untuk melihat teknologi sebagai alat perjuangan, bukan sekadar alat konsumsi.

Untuk mewujudkan kedaulatan digital dan telekomunikasi, Indonesia tidak bisa hanya bergantung pada semangat kemerdekaan semata.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan